Selasa, 03 September 2013

Deadline Day Yang Tidak Terlalu Meriah


Mempunyai waktu dua bulan lebih untuk berbenah diri, entah kenapa baru di menit-menit jelang bursa transfer ditutup baru intensitas transfer mencapai puncaknya. Hal ini terjadi hampir di setiap bursa transfer, seolah sudah menjadi tradisi.

Jika alasannya hanya untuk mengejutkan para fans dan juga rival-rivalnya, well menurut saya deadline day Premier League di musim panas ini tidak terlalu meriah seperti deadline day di musim-musim sebelumnya.

Satu-satunya kabar yang mengejutkan di deadline day kali ini mungkin hanya kepindahan Mesut Ozil ke Arsenal. Selain karena alasan Arsene Wenger yang akhirnya mau belanja, harga Ozil yang jauh melampaui rekor transfer klub adalah kejutan besar bagi saya.

Arsene Wenger menghancurkan tembok filosofinya berkeping-keping, menggolontorkan uang banyak untuk mendatangkan Ozil (yang hanya lebih murah 7,5 juta Pounds dari Fernando Torres) adalah sebuah hal yang mustahil dan sulit dipercaya. Saya bahkan lebih percaya dengan adanya naga Loch Ness penghuni danau Loc di Skotlandia.

Sekedar perbandingan, Andrei Arshavin yang didatangkan pada Februari 2009 silam dari Zenit St. Petersburg dan memegang rekor transfer termahal, hanya berharga 15 juta Pounds. Harga Ozil yang nyaris tiga kali lipat Arshavin mampu membuat patung Thierry Henry di halaman Emirates geleng-geleng kepala.

Setelah mendapatkan tekanan yang bertubi-tubi dari tujuh penjuru angin yang memaksanya untuk ‘spend spend spend’ nyaris di sepanjang musim panas ini, Wenger pun akhirnya melunak. What happened, Professor? Mungkin ia hanya lelah.

Berita kepindahan Ozil ke klub yang tak mampu memenangkan apapun selama delapan musim terakhir adalah sorotan utama, apalagi Ozil lebih memilih pesawat untuk terbang ke London daripada ke Paris. Padahal Paris Saint-Germain memberikan tawaran gaji yang lebih besar dari Arsenal, dengan kemungkinan memenangkan gelar yang lebih besar pula.

Lalu bagaimana dengan berita transfer klub Premier League yang lain di deadline day? Marouane Fellaini yang akhirnya bereuni dengan David Moyes di Manchester United? Ah, tidak terlalu menarik untuk dibicarakan. Everton rela melepas si kribo hanya karena mereka sudah mendapatkan James McCarthy dari Wigan, that’s it. Selain itu, The Toffees juga berhasil mendapatkan Romelu Lukaku dan Gareth Barry dari Chelsea dan Manchester City dengan status pinjaman. Well done, Roberto Martinez.

Untuk ukuran deadline day di bursa transfer musim panas, deadline day musim ini memang tidak terlalu meriah. Setelah sekian lama menjadi pembicaraan hangat di sepanjang bursa transfer musim panas, tak ada nama Wayne Rooney dan Luis Suarez di deadline day. Padahal saya berharap adanya kejutan di menit-menit akhir. Ah, mengecewakan.

Source: www.bolatotal.com

Kamis, 29 Agustus 2013

Tak Ada Rotan Akar Pun Jadi


There’s always Plan B in every journey to get success.

Orang sukses adalah orang yang selalu punya rencana lain jika rencana awalnya dianggap menemui jalan buntu. Hal ini yang sedang dilakukan oleh pelatih Chelsea, Jose Mourinho.

Setelah mengejar-ngejar Wayne Rooney sepanjang bursa transfer musim panas, Mourinho tampaknya mulai berpaling dari striker gempal Manchester United itu. Apalagi Shrek mengisyaratkan akan bertahan di Old Trafford, bisa dilihat dari postingan di akun Facebook-nya yang berterima kasih pada para fans United pasca pertandingan menghadapi Chelsea.

Mengingat bursa transfer musim panas yang akan segera ditutup dalam hitungan hari, Mourinho mencari solusi lain untuk membuat lini depannya lebih bergairah. Pandangan Chelsea kini tertuju pada Samuel Eto’o, mantan striker hebat Barcelona dan Inter Milan yang kini bermain di Anzhi Makhachkala.

Rumor ini semakin menguat ketika Eto’o terlihat tiba di stasiun St Pancras di kota London pada hari Rabu malam waktu setempat, yaitu kira-kira beberapa jam yang lalu. Striker Kamerun itu tiba dengan menggunakan busana semi formal, menggunakan kemeja jeans dengan balutan jaket cokelat dan celana putih. Ia juga menggunakan boots dan topi untuk menutup sebagian wajahnya.

Kabarnya striker timnas Kamerun itu akan segera melakukan tes medis di Cobham, menyusul rekan satu timnya yang sudah resmi berbaju Chelsea, Willian. Meski sudah berusia 32 tahun, Eto’o masih dianggap cukup tajam. Di Rusia, ia mencetak rasio satu gol dari dua pertandingan, cukup lumayan untuk ukuran seorang penyerang dan jika dibandingkan dengan Fernando Torres.

Kedatangan Eto’o akan membuat perebutan tempat sebagai striker tunggal di Stamford Bridge akan semakin ketat. Sebelumnya Chelsea sudah mempunyai tiga orang striker. Selain Torres who can scores when he wants, masih ada Demba Ba, dan Romelu Lukaku. Empat kali peraih gelar pemain terbaik Afrika ini tampaknya hanya akan dikontrak selama satu tahun, at least menunggu sampai Rooney mau berubah pikiran.

Mengapa pilihan jatuh pada Eto’o? Selain karena ia pernah bekerja dengan baik di bawah asuhan Mourinho di Inter, faktor pemilik Anzhi yang bersahabat dengan Roman Abramovich juga menjadi alasannya. Belum lagi Guus Hiddink yang memang punya hubungan sangat baik dengan Chelsea, ia mungkin tak keberatan kehilangan Eto’o untuk klub lain yang pernah ada di hatinya.

Di Chelsea, kabarnya Eto’o rela gajinya dipotong sebanyak 10 juta Pounds per tahun. Di Anzhi ia mendapatkan bayaran 17 juta Pounds, terlalu mahal untuk pemain dengan usia di atas 30 tahun sepertinya yang sudah mulai dimakan usia.

Kedatangan Eto’o juga mempunyai dampak positif bagi lini depan Chelsea, tiga orang striker sebelumnya akan bekerja lebih giat untuk bisa mencuri hati sang pelatih untuk menjadi pilihan utama. Yang pasti kedatangan Eto’o nanti akan membuat skuat Chelsea menjadi semakin lengkap, dengan komposisi pemain seperti ini hampir tidak mungkin jika mereka tak mampu menghadiahi satu trofi pun ke rumah Abramovich di akhir musim nanti.

Eto’o is not a bad choice, he’s pretty good Plan B.

Source: www.bolatotal.com

Selasa, 27 Agustus 2013

Mencari Hal Positif Dari Pertandingan Yang Membosankan


Jika laga ini dihelat di Indonesia, pertandingan yang mempertemukan Manchester United dan Chelsea ini akan bertajuk ‘Super Big Match’. Udah Big Match, pake Super pula. Luar biasa.

Sebagai salah satu fans dari tim yang bertanding, laga ini tentunya sudah saya nanti-nantikan. Oleh karena itu saya rela begadang alias tidak tidur sama sekali untuk menyaksikan pertandingan ini. Pertemuan kedua tim memang selalu menarik untuk disaksikan, nyaris satu dekade belakangan keduanya bersaing untuk menjadi yang terbaik di Inggris.

Waktu menunjukkan pukul 12 malam lewat sedikit ketika saya memutuskan untuk berangkat menuju sebuah venue nonbar di sebuah café di daerah Pancoran. Sesampainya di sana, TKP sudah penuh sesak dengan para fans MU dan juga Chelsea yang menggunakan jersey grade ori. Jersey grade ori-nya, kakak?

Semakin mendekati jam kick off, suasana di dalam café pun semakin ramai. Saya hampir tidak punya spasi lagi untuk bisa bergerak dengan leluasa, hal ini mengingatkan saya pada bus kota di jam pergi dan pulang kantor. Padat. Café yang nyaris tak memiliki ventilasi ini membuat udara di dalam semakin sesak, pendingin ruangan yang ada di dalam café tak sebanding dengan banyaknya manusia yang datang. Ditambah dengan asap rokok dari para pengunjung, lengkap sudah penderitaan saya sebagai perokok pasif.

Ekspektasi saya ternyata terlalu tinggi, sampai pertandingan berakhir tak ada satupun gol yang tercipta. Okelah jika memang tidak ada yang mampu mencetak gol, at least ada drama di pertandingan tersebut kek. Jose Mourinho yang memaki-maki wasit dan harus diusir dari lapangan, misalnya. Atau John Terry dan Rio Ferdinand yang terlibat adu gulat di dalam lapangan karena masalah keluarga. Ah, mungkin khayalan saya saja yang terlalu berlebihan.

Sebagai orang yang bela-belain begadang, berdiri sepanjang pertandingan, di tengah udara panas, dan mata perih karena asap rokok, pertandingan semalam cukup mengecewakan. Karena saya berharap ada sesuatu yang lebih seru untuk bisa ditulis di dalam artikel ini. Meski cenderung membosankan, saya akan mencoba untuk mencari beberapa hal positif dari pertandingan tersebut:

1. Wayne Rooney Diturunkan Sebagai Starter Dan Bermain Dengan Sepenuh Hati

Setelah hanya menjadi pemain pengganti di pertandingan perdana, Rooney dimainkan oleh David Moyes sebagai starter di pertandingan ini. Hal ini tak akan menjadi perhatian saya jika pertandingan ini bukan menghadapi Chelsea, tim yang ngebet ingin mendatangkan dirinya. Dan yang lebih membuat saya kagum adalah ia bermain dengan sepenuh hati, saya bisa melihat dari ekspresi wajahnya. Berbeda dengan apa yang terjadi ketika United mencukur Swansea di Liberty Stadium, saat itu ia tak merayakan gol bersama rekan-rekannya meski mencetak dua assist. Apakah ini adalah sinyal bahwa ia akan bertahan?

2. Chelsea Yang Bermain Tanpa Striker

Entah apa yang ada di benak Mourinho, yang jelas di pertandingan ini ia melakukan improvisasi. Saya tahu benar bahwa ia merupakan pelatih yang tak terlalu suka memasang banyak striker dalam timnya, tapi tidak menggunakan satu striker pun? Ini hal baru. Saya cukup shock melihat line up Chelsea, satu jam sebelum pertandingan dimulai. Saya pikir Chelsea sedang menurunkan timnas Spanyol di pertandingan tersebut. Dan meski kesulitan untuk bisa mencetak gol, lini tengah Chelsea terlihat cukup variatif dalam membangun serangan. Sayang, penyelesaian akhir masih jauh dari harapan. Fernando Torres yang masuk di babak kedua pun tidak bisa banyak membantu. Seperti biasa.

3. John Terry Dan Frank Lampard Yang Masih Cukup Berguna

Dua pemain senior Chelsea ini menunjukkan bahwa mereka masih ada. Di pertandingan ini, keduanya memegang peranan penting di pos masing-masing. Terry beberapa kali berhasil mematahkan serangan yang dibangun oleh tuan rumah, sedangkan Lampard menjadi sentral di tengah lapangan dan mengatur irama permainan dengan baik. Meski berusia di atas 30 tahun, keduanya bisa menjadi panutan yang baik bagi para juniornya di dalam lapangan. Terry dan Lampard bukan pilihan utama di bawah asuhan Rafa Benitez musim lalu, namun Mourinho yang sangat mengenal keduanya mampu mengembalikan kepercayaan diri mereka untuk tetap bermain impresif musim ini.

4. David Moyes Menjanjikan Masa Depan Cerah Di Old Trafford

Selama tur pra musim, saya banyak membaca kata ‘Moyes Out’ di Twitter. Fans United garis keras yang shock ditinggal Sir Alex Ferguson tampaknya terlalu larut dengan kenyamanan dan trofi yang membuat mereka berpikir subjektif. Mereka tidak siap dengan regenerasi, tidak menerima kenyataan bahwa Ferguson sudah berusia lebih dari 70 tahun dan ingin menikmati masa tuanya sebagai kakek-kakek. Pergantian kursi kepelatihan dari Ferguson ke Moyes pun banyak dipandang sebelah mata, bahkan United sudah dicoret dari perburuan gelar juara karena hal ini, meski berstatus sebagai juara bertahan. Well, empat poin dari dua pertandingan sepertinya cukup memuaskan. Dan bermain imbang dengan Chelsea saya rasa bukan hasil yang buruk. Bukan begitu, fans United garis keras?

5. Clean Sheet Petr Cech Yang Ke-200

Di era Premier League, tak banyak kiper yang bisa mencapai prestasi ini. Cech baru saja mencetak rekor dengan berhasil mempertahankan gawangnya tidak kebobolan sebanyak 200 kali untuk Chelsea di pertandingan semalam. Gawangnya nyaris saja bergetar, jika tendangan keras Rooney dari jarak jauh tak berhasil ditepis olehnya. Selain Peter Schmeichel dan juga Edwin van der Sar, Cech adalah salah satu kiper terbaik yang pernah ada di era Premier League. Beruntung Chelsea memiliki penjaga gawang yang menggunakan helm padahal tidak sedang naik motor tersebut.

Tuan rumah mencatatkan 12 tembakan di pertandingan tadi malam, namun hanya 3 yang mengarah ke arah gawang. Sedangkan Chelsea hanya 8 kali, tapi setengahnya adalah shot on goal. Saya memberi credit pada Rooney dan Eden Hazard di pertandingan ini, karena pergerakan keduanya yang beberapa kali menjadi ancaman bagi lawannya masing-masing. Top class performers.

Untuk sebuah pertandingan ‘Super Big Match’, statistik tadi memang tidak terlalu mempesona, bahkan cenderung membosankan. Jika tadi malam anda ketiduran, atau bahkan lebih memilih untuk tidur, anda tidak akan pernah menyesal karena tidak menyaksikan pertandingan ini. Percayalah!

Source: www.bolatotal.com

Minggu, 25 Agustus 2013

Lini Tengah Chelsea Yang Penuh Sesak


Chelsea sudah memiliki banyak pemain tengah penuh talenta di skuatnya. Dan sepertinya hal itu belum cukup.

Tidak perlu mempunyai striker hebat yang rajin mencetak gol di setiap pertandingannya, karena tugas tersebut bisa dikerjakan dengan baik oleh para gelandang Chelsea. Di Premier League, saya yakin The Blues adalah tim yang mempunyai lini tengah paling menakutkan saat ini. Sebut saja: Frank Lampard, Juan Mata, Eden Hazard, Oscar, Kevin De Bruyne, Andre Schurrle, Ramires, Michael Essien, Marko van Ginkel, dan juga Victor Moses.

Lihatlah bagaimana lini tengah Roman Emperor didominasi oleh para pemain muda berbakat, dengan skill di atas rata-rata dan punya masa depan cerah. Dengan keadaan seperti ini saja, sulit bagi seorang pelatih sekaliber Jose Mourinho untuk mempunyai fixed squad di lini tengahnya. Apalagi ketika artikel ini dibuat, saya baru saja membaca di situs resmi klub tersebut bahwa mereka sudah mencapai kesepakatan dengan Anzhi mengenai transfer Willian.

WTF is goin’ on Chelsea? Sign another midfielder? Just FYI aja, Willian akan menjadi gelandang ketiga yang mereka datangkan di bursa transfer musim panas kali ini setelah Schurrle dan Justin Bieber. Eh, maksud saya Van Ginkel. Untuk apa menumpuk gelandang sebanyak itu? Apalagi sebenarnya gelandang adalah posisi yang mereka gak butuh-butuh amat.

Saya berdecak kagum melihat bagaimana lini tengah Chelsea mendominasi pertandingan saat mereka menjamu Hull City dan Aston Villa di Stamford Bridge. Lini tengah Chelsea terlihat sangat seksi, karena mereka bermain dengan sangat menghibur dan mampu menjadi solusi jika lini depan mandul seperti biasa. Tak memiliki striker tajam bukanlah sebuah masalah yang berarti di Chelsea, so jangan heran kenapa mereka masih mempertahankan seorang Fernando Torres sampai saat ini. Hehehe.

Jujur saja, skuat Chelsea saat ini nyaris sempurna. At least dari kiper sampai gelandang mereka punya pemain inti dan cadangan yang nyaris setara kemampuannya, di posisi itu mereka tidak akan kekurangan amunisi. Masalah mereka sebenarnya ada pada lini depan, Chelsea butuh seorang sosok striker yang piawai dalam hal mencetak gol.

Trio striker Chelsea saat ini, Torres, Demba Ba, dan Romelu Lukaku rupanya masih kesulitan untuk bisa menyarangkan bola ke gawang lawan. Padahal, memiliki sekumpulan gelandang spektakuler seperti apa yang mereka miliki saat ini seharusnya bisa membuat striker kacangan sekalipun mendapatkan sepatu emas di akhir musim nanti.

Lalu apa yang ada di benak Mourinho sebenarnya? Saya jamin pembelian Willian akan membuatnya semakin pusing menentukan siapa yang akan menjadi pemain inti di lini tengah timnya di setiap pertandingan.

Ini Chelsea, bukan timnas Spanyol yang dengan mudahnya memainkan False Nine dalam sebuah pertandingan. Iya, menumpuk gelandang dan tidak memainkan seorang striker pun? Formasi macam apa itu? Hih!

Source: www.bolatotal.com

Kamis, 22 Agustus 2013

Mencari Potongan Puzzle Yang Hilang


Jose Mourinho adalah sosok pelatih yang tidak pernah cepat puas. Dan sebagai fans Chelsea yang sok tahu, saya yakin benar akan hal ini.

Anda akan menjadi pelatih paling berbahagia di dunia ini jika memiliki sebuah tim dengan dukungan finansial tak terbatas dan kekuatan skuat yang lebih dari cukup. Mourinho beruntung bisa ditunjuk kembali menjadi pelatih di Stamford Bridge, karena dalam sejarah sepakbola hal ini jarang terjadi. Ibarat bercerai dengan mantan istri yang sudah lama ditinggalkan, sempat menikah beberapa kali dan akhirnya memilih untuk kembali rujuk dengan sang mantan istri. Aneh bukan?

Beberapa hal belum berubah ketika Mourinho memutuskan untuk kembali ke Premier League. Misalnya Roman Abramovich yang belum jatuh miskin, John Terry, Frank Lampard, Ashley Cole dan Petr Cech yang masih menjadi andalan di Chelsea, begitupun dengan Arsenal yang masih diarsiteki oleh Arsene Wenger dan masih juga tak mampu memenangkan apapun.

Ada satu hal lagi yang belum juga berubah sejak kepergian Mourinho pada 2007 silam. Chelsea masih menjadi salah satu kandidat kuat juara Premier League (bahkan musim ini diprediksi bisa mengatasi duo Manchester yang masih dalam tahap penyesuaian pelatih baru). Hal ini disadari betul oleh Mourinho, apalagi ia tak butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan diri, mengingat pemain-pemain andalannya dahulu saat ini masih berada dalam performa yang cukup baik.

Untuk menjadikan prediksi tersebut menjadi kenyataan, Mourinho tahu benar bahwa ia tak boleh lengah. Tancap gas sejak awal musim untuk menjauh dari kejaran para rival adalah salah satu caranya. Untuk bisa mewujudkannya, tentu saja ia harus fokus untuk selalu menang di setiap pertandingan. Dan di sinilah letak permasalahannya.

Jika anda beranggapan bahwa saat ini Chelsea berada dalam keadaan baik-baik saja karena bisa bermain dengan cukup menghibur di dua pertandingan perdana musim ini, saya berharap anda akan merubah cara pandang setelah membaca artikel ini. Karena menurut pengetahuan sok tahu saya, Chelsea belum lah sempurna. Dan jika sok tahu saya ini benar, Mourinho sadar betul akan kekurangan timnya saat ini.

 Kehadiran gelandang-gelandang muda nan gesit dan punya skill di atas rata-rata membuat pertandingan Chelsea selalu menarik untuk disaksikan. Jika anda menyaksikan dua pertandingan Chelsea dengan baik, anda akan berdecak kagum melihat bagaimana lini tengah Chelsea memperkosa pertahanan Hull City dan Aston Villa. Oscar, Eden Hazard, Ramires, Juan Mata, Andre Schurrle, Kevin De Bruyne, dan Marko van Ginkel membuat lapangan tengah The Blues menjadi bergairah dan punya kreativitas yang tinggi.

Oke. Masih belum juga sadar dimanak letak kekurangannya?

Baiklah. Mencetak empat gol dari dua pertandingan tentu saja merupakan hasil yang cukup memuaskan. Hal yang paling tidak memuaskan adalah ketika kita sadar bahwa keempat gol tersebut dicetak bukan oleh satupun striker Chelsea. Saat ini Mourinho mempunyai tiga pilihan di lini depan: Fernando Torres, Demba Ba, dan Romelu Lukaku. Secara bergantian pelatih yang pernah mencolok mata Tito Vilanova ini memainkan ketiganya di dua pertandingan dan masih belum mendapatkan jawaban dengan satu golpun.

Dari segi kualitas, ketiganya merupakan penyerang hebat. Namun entah kenapa, mereka tampak kesulitan untuk bisa menyarangkan bola ke gawang lawan. Dari ketiga pemain tersebut, hanya Lukaku yang terlihat cukup menjanjikan. Di pertandingan semalam, ia beberapa kali membahayakan gawang Villa. Ba yang dipercaya untuk menjadi starter malah lebih banyak offside-nya daripada tembakannya ke arah gawang. Sementara Torres hanya bisa gigit jari, namanya bahkan tak dimasukkan di daftar nama pemain cadangan karena penampilannya yang buruk di pertandingan perdana.

Tak heran jika Mourinho ngebet untuk mendatangkan Wayne Rooney dari Manchester United. Kebetulan kabarnya Shrek sedang tidak kerasan di Old Trafford, dari ekspresi wajahnya di pertandingan kontra Swansea kemarin sepertinya meyakinkan bahwa hal itu benar adanya.

Saat ini Mourinho sedang mencari potongan puzzle yang hilang untuk membuat Chelsea menjadi lengkap dan sempurna. Striker hebat yang bisa menjadi momok menakutkan bagi siapapun lawannya. Seperti halnya Didier Drogba, pemain yang pernah ia datangkan dan sukses di Stamford Bridge.

Pertanyaannya. Apakah Rooney adalah potongan puzzle yang hilang itu?

Source: www.bolatotal.com

Selasa, 20 Agustus 2013


Pekan perdana Premier League sudah berakhir. Seluruh tim sudah bertanding. Klasemen sementara sudah diumumkan.

Seperti yang sudah diprediksikan sebelumnya, tim-tim unggulan bisa meraih kemenangan. Kecuali Arsenal. Tim asal London Utara yang memiliki stadion yang mewah dan canggih itu.

Meski menang dengan tidak terlalu meyakinkan di kandang sendiri, Brendan Rodgers menunjukkan pada dunia bahwa dirinya tak salah menyingkirkan Pepe Reina dan memberikan kepercayaan pada Simon Mignolet untuk menjadi kiper utama Liverpool.

The Reds juga memperlihatkan bahwa mereka bisa meraih tiga angka dan mampu mencetak gol tanpa kehadiran Luis Suarez di dalam lapangan. Adalah Daniel Sturridge yang menjadi penentu kemenangan timnya di pekan perdana untuk menjadikan Liverpool sebagai kandidat kuat juara Premier League musim ini. Berlebihan? Maaf, saya hanya bercanda kok.

Manchester United menjawab semua prediksi buruk tentang mereka dengan kemenangan fantastis di kandang Swansea. Hasil buruk selama tur pra musim membuat mereka sempat dicoret sebagai kandidat juara musim ini, meski memegang status juara bertahan. Hey fans United, bergembiralah! Lupakan saja Wayne Rooney yang tak melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya di lapangan. Siapa yang peduli?

Prediksi buruk yang ditujukan pada United layaknya membangunkan macan yang sedang tidur. Apalah arti dari hasil buruk sepanjang tur pra musim jika mampu tampil konsisten di pertandingan yang sesungguhnya? David Moyes menjawab semua kritikan yang dialamatkan padanya dengan manis. Brace dari Robin van Persie dan Danny Welbeck mampu menyelamatkan muka pelatih baru mereka tersebut. Sekedar mengingatkan, they are Manchester United, they do what they want.

Andre Villas-Boas bisa tersenyum puas saat tim asuhannya memastikan tiga angka di Selhurst Park, kandang Crystal Palace. Tottenham unggul 1-0 berkat pemain debutan mereka Roberto Soldado. Striker Spanyol itu berhasil mengeksekusi bola dari titik putih setelah sebelumnya Dean Moxey melakukan handsball di kotak penalti.

Spurs seharusnya bisa menang dengan skor lebih banyak, selain Soldado yang mencetak gol kemenangan, debutan lainnya, Paulinho, juga tampil cukup bersinar di lini tengah. Seperti halnya Rodgers di Liverpool yang mencoba untuk move on dari Suarez, Villas-Boas rupanya tidak mau bergantung pada satu pemain saja. Pelatih asal Portugal itu ingin membiasakan diri untuk tidak menggunakan Bale, jaga-jaga jika pada akhirnya ia harus ditinggal oleh pemain timnas Wales tersebut.

Bagaimana dengan Chelsea? Tim yang digadang-gadang akan keluar menjadi jawara di akhir musim nanti karena kembalinya Jose Mourinho ini tampil cukup meyakinkan, khususnya di babak pertama. Menjamu Hull City di Stamfor Bridge, John Terry cs. menunjukkan bahwa mereka layak menjadi kandidat kuat juara.

Tampil tanpa Juan Mata sebagai creator serangan, Chelsea tetap tampil explosive. Kevin De Bruyne, Oscar, Eden Hazard, dan Ramires rupanya cukup kompak dipadukan dengan senior mereka di lini tengah, Frank Lampard. Chelsea tetaplah Chelsea, lini tengah mereka selalu menjadi solusi jika striker mereka menemui jalan buntu. Siapa yang peduli punya striker mandul, yang penting punya gelandang yang bisa mencetak gol. Yeah, right.

Dari semua tim unggulan, Manchester City yang bertanding paling akhir. Manuel Pellegrini menjalani debutnya di Premier League dengan cukup meyakinkan. Empat gol tanpa balas ke gawang Newcaste yang bermain dengan 10 pemain sejak babak kedua mengukuhkan posisi mereka di puncak klasemen sementara.

David Silva dan Sergio Aguero membawa City unggul dua gol di babak pertama, pasca turun minum giliran Yaya Toure dan Samir Nasri menambah pundi-pundi gol mereka. Look who’s back, United fans? Meski harus menyesuaikan diri dengan pelatih baru, City punya komposisi pemain yang cukup kuat untuk bisa merebut kembali trofi yang musim lalu dicuri tetangganya.

Setelah membahas tim-tim unggulan, mari kita kembali lagi ke Arsenal. Tim yang pernah menjuarai Premier League dengan tidak terkalahkan selama satu musim pada 2004 silam. Dan untuk pertama kalinya sejak 13 tahun, Arsenal mengalami kekalahan di pertandingan perdana Premier League. Dipecundangi dengan skor 3-1. Menghadapi Aston Villa. Di kandang sendiri pula. Luar biasa.

Arsenal yang tak bisa memenangkan apapun selama 8 tahun terakhir (dan membuat fans Wigan tertawa terbahak-bahak) memang sudah lama terlupakan dari kandidat juara. Meski mereka konsisten tercatat sebagai peserta di Liga Champion (bahkan perayaan kelolosan mereka musim lalu layaknya pemenang Liga Champion), Arsenal sering kehabisan bensin lepas di paruh musim. Gap skill antara pemain inti dan cadangan mereka adalah salah satu faktornya.

Menjadi pelatih terlama di Inggris saat ini rupanya tak membuat Arsene Wenger peka dan bisa membaca bahasa Inggris dengan baik. Poster bertemakan ‘Spend’ ‘dan Buy’ banyak terlihat di Emirates saat pertandingan berlangsung. Melihat keadaan yang terjadi saat ini, sepertinya Wenger harus mengganti filosofi dan cara berpikirnya. Apa susahnya membeli striker yang punya nama besar dengan harga yang agak mahal? Wong duitnya saja ada kok. Heran.

Sekedar mengingatkan, Arsenal berada di posisi 16 klasemen sementara saat ini. Iya, dua tingkat di atas zona degradasi.

Source: www.bolatotal.com

Senin, 19 Agustus 2013

Keep Calm It's Day One


Premier League is back. This is the league where you see a lot of drama since day one.

Apa yang ditunggu-tunggu oleh para pecinta Liga Inggris akhirnya datang juga. Setelah sempat terhenti selama tiga bulan lamanya karena jeda pra musim, kick off perdana Premier League pun dimulai tadi malam. Dan jika masih ada yang bertanya mengapa Premier League menjelma menjadi liga terbaik di dunia? Jawabannya mungkin karena banyak drama tersaji di dalamnya. Bahkan hal itu terjadi sejak hari pertama.

Lebih dari setengah peserta Premier League musim 2013-2014 sudah bertanding tadi malam. Ada tujuh pertandingan yang digelar di hari pertama, tim-tim besar seperti Liverpool, Arsenal, dan Manchester United berhasil melewati pertandingan perdana mereka musim ini. Selain Arsenal, hasil pertandingan Liverpool dan Manchester United sudah bisa saya prediksi.

Bermain di Anfield, Liverpool masih terlalu tangguh untuk ditaklukkan oleh tamunya Stoke City. Meskipun pada menit-menit akhir Jonathan Walters punya kesempatan untuk menyamakan kedudukan dari titik putih, ia gagal melakukannya. Yang menarik perhatian saya di sini adalah, Liverpool mampu meraih kemenangan tanpa Luis Suarez.

Striker timnas Uruguay itu duduk manis di bangku penonton bersama sang istri untuk menyaksikan tim yang pernah membelanya mati-matian bertanding. Daniel Sturridge menjadi pencetak gol semata wayang pada pertandingan tersebut beberapa menit sebelum babak pertama berakhir. Suarez who?

Kita beralih ke Arsenal. Menjamu Aston Villa di Emirates Stadium membuat saya memprediksi tiga angka akan mudah dipertahankan di sana. Namun apa yang terjadi ternyata jauh dari perkiraan saya dan seluruh Gooners yang ada di dunia ini. Arsenal dipecundangi oleh tamunya itu dengan skor 3-1.

Setelah 13 tahun lamanya, Arsenal menelan kekalahan pertamanya di pertandingan pembukaan musim. Meski berhasil unggul melalui Olivier Giroud di menit-menit awal, Christian Benteke berhasil menyamakan kedudukan melalui titik putih. Skor bertahan sampai turun minum.

Di babak kedua, tim tamu berhasil berbalik unggul setelah Benteke mengulang kejadian yang sama dari titik putih. Tertinggal satu gol, Arsenal bertekad untuk bisa menyamakan kedudukan. Namun Laurent Koscielny yang mendapatkan kartu kuning kedua membuat anak asuh Arsene Wenger ini harus bermain dengan 10 pemain. Malapetaka tak bisa dibendung, Antonio Luna mencetak satu gol tambahan untuk Villa sebelum pertadingan berakhir dan memastikan tiga angka berhasil dicuri dari Emirates. Arsenal oh Arsenal.

David Moyes berhasil membungkam para pengkritiknya ketika ia menjalani pertandingan perdana di Premier League sebagai suksesor Sir Alex Ferguson. Meski tampil dengan tak meyakinkan di hampir semua pertandingan pra musim, Moyes menunjukkan bahwa dirinya mampu meneruskan pekerjaan kompatriotnya tersebut dengan cukup baik.

Bertandang ke Liberty Stadium, Manchester United sukses menekuk The Swans dengan skor telak 4-1. Robin van Persie dan Danny Welbeck berhasil membawa tim tamu unggul di babak pertama. Yang menarik di sini adalah ketika Moyes memainkan Wayne Rooney di babak kedua. Ya, nama Rooney menjadi buah bibir selama musim panas ketika ia diisukan kencang ingin hengkang dari Old Trafford karena hubungannya yang kurang harmonis dengan sang pelatih.

Rooney rupanya masih menjadi elemen penting di skuat United, ia berkontribusi pada gol ketiga dan keempat United. Assist-nya pada Van Persie dan Welbeck membuat United memastikan tiga angka bisa dibawa pulang ke Manchester. Tuan rumah sempat mencetak gol hiburan di menit ke-82 melalui Bony Wilfried, delapan menit sebelum gol terakhir Welbeck.

Saya sempat mengalami serangan jantung ringan ketika melihat Rooney yang tak merayakan gol bersama rekan-rekannya di dalam lapangan. Ya, saya sempat tak percaya dengan apa yang saya lihat. Bukan lah rahasia lagi bahwa Rooney sudah tak lagi merasa nyaman berada di United. Mungkin hal ini berhubungan dengan permintaannya untuk bergabung dengan Chelsea yang ditolak mentah-mentah oleh United. Mengingat dalam waktu dekat bursa transfer musim panas akan segera ditutup.

Well, this is Premier League. More drama to come.

Source: www.bolatotal.com

Kamis, 15 Agustus 2013

Pahlawan Inggiris Itu Bernama Rickie Lambert


Nama Rickie Lambert mendadak menjadi buah bibir setelah ia mencetak gol penentu kemenangan di debutnya bersama timnas Inggris. Hanya tiga menit setelah ia masuk dari bangku cadangan.

Inggris dua kali tertinggal lebih dulu dari saudara sepupunya sendiri, Skotlandia, sebelum akhirnya bisa menyamakan kedudukan. Mereka mampu membalikkan keadaan setelah Saint Lambert mencetak gol dramatis di menit ke-70.

Pertandingan baru berjalan 11 menit ketika James Morrison melepaskan tembakan jarak jauh dan membuat publik tuan rumah terdiam. Tembakan Morrison sebenarnya sempat membentur badan Hart, namun bola berhasil masuk ke dalam gawang.

Inggris berhasil menyamakan kedudukan setelah Theo Walcott berhasil mencetak gol perdananya di Wembley pada menit ke-29. Meski nama Walcott yang tertera di papan skor, saya memberi credit pada Tom Cleverley yang memberikan umpan cantik terukur setelah menemukan celah pada pertahanan Tartan Army.

Skor 1-1 bertahan sampai turun minum.

Wembley kembali dibuat membisu saat Kenny Miller membawa tim tamu kembali unggul, hanya empat menit memasuki babak kedua. Pertahanan Inggris yang berada di level mengkhawatirkan pun lagi-lagi harus kecolongan setelah tembakan Miller tak mampu dihadang oleh Gary Cahill. Hart harus rela memungut bola dari gawangnya untuk kali yang kedua.

Hanya butuh empat menit pula bagi Inggris untuk bisa kembali menyamakan kedudukan. Tepatnya di menit ke-53 ketika Danny Welbeck berhasil membobol gawang Allan McGregor dan membuat suporter tuan rumah kembali bergairah. Gol ini adalah gol keenam penyerang Manchester United tersebut untuk timnas Inggris.

Di menit ke-67, Roy Hodgson menarik keluar Wayne Rooney yang belakangan ramai dibicarakan karena isu transfernya. Ia memasukkan pemain antah berantah bernama Rickie Lambert, pemain yang dua musim lalu masih merumput di Championship bersama Southampton.

Are you sure, Roy? Banyak orang mengerenyitkan keningnya ketika Hodgson memutuskan untuk memainkan Lambert sebagai pengganti Rooney. “Lambert? Who’s that guy?” kicau seorang jongos bola yang ada di timeline saya. Hehehe.

Seorang striker yang punya prestasi hebat bersama timnas Inggris harus ditarik keluar dan harus digantikan oleh seorang pemula? Lambert memang tidak muda lagi, usianya sudah menginjak 31 tahun pada Februari silam. Tapi bermain untuk timnas Inggris, ini adalah hal yang baru bagi pemain yang delapan tahun lalu masih bermain di Divisi Dua untuk Stockport Country itu.

Lambert tak butuh waktu lama untuk keluar menjadi pahlawan pada pertandingan tersebut. Ia hanya butuh tiga menit untuk bisa dikenal dengan baik oleh seantero Inggris dan dunia ketika mencetak gol pada menit ke-70. Sundulan kerasnya tak mampu dihalau McGregor, ia membawa Inggris berbalik unggul 3-2. Puji Tuhan dan Sang Ratu, skor bertahan sampai pertandingan berakhir. Thank God, Lambert saved the Queen.

Lambert memberikan kesan manis pada debutnya bersama The Three Lions, hal ini pasti membuat Hodgson dengan senang hati memanggilnya kembali untuk memperkuat negaranya di pertandingan-pertandingan berikutnya nanti.

Buat yang belum tahu, Lambert juga punya torehan prestasi yang cukup membanggakan. Hanya saja mungkin luput dari media, karena ia banyak menghabiskan waktu dengan tidak bermain di divisi utama. Lambert sempat dianugerahi Championship Player of the Year 2011 atas prestasinya bersama The Saints. Ia berhasil membawa klubnya promosi ke Premier League musim lalu, setelah berhasil mencetak 31 gol dalam satu musim. Torehan jumlah gol yang luar biasa untuk seorang striker.

Musim lalu, Lambert juga mencetak sejarah setelah berhasil mencetak gol perdananya di Premier League ketika timnya harus berhadapan dengan sang juara bertahan, Manchester City. Gol itu membuatnya menjadi salah satu pemain yang pernah mencetak gol di empat divisi Liga berbeda di Inggris.

Musim lalu juga ia keluar menjadi pencetak gol terbanyak Southampton dengan 15 gol di Premier League, hal ini yang mungkin membuat Hodgson memutuskan untuk memasukkannya ke dalam skuat timnas Inggris meski usia Lambert sudah tak bisa dibilang muda lagi untuk ukuran pemain bola. But who cares? He stole our attention.

Well done, Rickie. Rickie ‘from zero to hero’ Lambert.

Source: www.bolatotal.com

Rabu, 14 Agustus 2013

Suarez Yang Mulai Bisa Berpikir Dengan Jernih


Luis Suarez mengisyaratkan dirinya akan bertahan di Anfield.

Hey fans Liverpool, sepertinya kalian bisa mulai bernafas lega. Jagoan kalian yang diisukan kencang ingin minggat tampaknya akan bertahan lebih lama di Merseyside.

Berdasarkan tulisan yang saya baca di Mirror, Suarez curhat (lagi) mengenai masa depannya pada Martin Charquero, dari GolTV Latin American. Menurut kicauan Charquero di Twitter, Suarez tak akan meninggalkan Liverpool. Dukungan para fans lah yang membuatnya bertahan. Bahkan kabarnya ia siap untuk menanda tangani perpanjangan kontrak untuk menunjukkan kesetiaannya.

Mungkin kepala Suarez baru saja terantuk keras di lantai setelah terjatuh dari tempat tidur. Akibat benturan yang cukup keras, ia akhirnya sadar bahwa apa yang sudah dilakukannya beberapa waktu belakangan sangat menyakitkan bagi fans Liverpool dan merupakan tindakan pengkhianatan pada klub yang membelanya mati-matian. Mungkin.

Seperti yang kita tahu sebelumnya, Suarez sempat curhat pada Sid Lowe dari The Guardian. Dalam artikel yang cukup menghebohkan itu, Suarez mengemis pada Liverpool untuk dilepas di bursa transfer musim panas ini. Katanya sih karena Liverpool yang tak jua mampu lolos ke Liga Champion, dan hal itu ada di dalam kesepakatan kontraknya. Katanya.

Mayoritas fans Liverpool rupanya cukup geram mengetahui pernyataan dari striker tim kesayangannya tersebut, mereka mencap Suarez sebagai seorang pengkhianat yang tak tahu berterima kasih. Pasalnya fans Liverpool sempat menghilangkan akal sehat mereka untuk mendukung pemain yang selalu sibuk mencari masalah itu. Tak hanya fans, Kenny Dalglish dan para pemain pun sempat berada di belakang Suarez ketika akhirnya ia harus dilarang bermain sebanyak delapan pertandingan atas pernyataan rasialnya pada Patrice Evra. Mereka menggunakan kaos berisi dukungan sebelum pertandingan menghadapi Wigan, musim lalu.

Suarez rupanya sudah menjadi elemen yang cukup penting di Liverpool. Lihatlah bahwa kehadirannya sangatlah diharapkan. Bahkan disaat ia terlibat masalah, pelatih dan rekan-rekannya mendukungnya tanpa peduli bahwa Suarez lah sang biang keladinya. Rasa solidaritas yang sangat tinggi di Anfield membuat mereka menjadi sangat subjektif dalam cara berpikir. Lalu, apakah Suarez adalah orang yang patut mendapat dukungan? Well, sepertinya tidak. Ketika ia menggigit lengan Branislav Ivanovic pada pertandingan menghadapi Chelsea, orang dengan tingkat intelejensia normal akhirnya tahu bahwa ia adalah pemain yang cukup bermasalah.

Jika pada akhirnya Suarez memilih untuk bertahan, ya mungkin saja karena ia mulai bisa berpikir dengan jernih. Kita harus maklum dengan cara berpikirnya yang mungkin agak lambat. Ia akhirnya menyadari bahwa ia mendapatkan dukungan penuh dan luar biasa di Liverpool, hal yang mungkin tak ia dapatkan di tempat lain.

Tapi Suarez adalah Suarez, apa yang keluar dari mulutnya tak bisa begitu saja kita percaya. Dalam beberapa hari ini akan kita lihat dimana masa depannya berada. Jujur saja, saya lebih percaya pada cerita katak yang bisa berubah jadi pangeran, daripada mendengarkan pernyataannya.

Jadi, bertahan atau pergi, Luis?

Source: www.bolatotal.com

Selasa, 13 Agustus 2013

Rooney Yang Dikabarkan Mengalami Cidera Namun Terlihat Baik-Baik Saja


Wayne Rooney dikabarkan mengalami cidera (lagi) di tur pra musim sehingga tidak bisa tampil (lagi) untuk Manchester United.

Kenyataannya ia terlihat baik-baik saja saat berlatih bersama timnas Inggris, hanya 24 jam setelah United mengeluarkan pernyataan resmi bahwa striker mereka itu tak cukup fit untuk dimainkan pada pertandingan Community Shield menghadapi Wigan.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh pelatih timnas Inggris, Roy Hodgson, pada saat konferensi pers. Menurut mantan pelatih Liverpool itu, Rooney terlihat bugar dan baik-baik saja. Ia berlatih di lapangan hampir satu setengah jam lamanya pada hari Senin kemarin, tidak terlihat seperti orang yang sedang mengalami atau baru sembuh dari cidera.

Saya berada di Bangkok ketika Rooney dipulangkan secara tiba-tiba dari Bangkok ke Manchester karena (kabarnya) mengalami cidera hamstring. Akibat cidera tersebut, fans United yang berada di Thailand gagal menyaksikan idola mereka itu berlaga menghadapi Singha All Star di Rajamangala National Stadium.

Saya juga berada di Bangkok, di dalam ruang konferensi pers di hotel tempat skuat Chelsea menginap, ketika seorang jurnalis menanyakan tentang isu transfer Rooney ke Chelsea pada Jose Mourinho saat itu. Yang saya ingat, waktu itu Mourinho menjawabnya dengan bercanda. The Happy One mengatakan bahwa Rooney adalah pemain United bukan pemain Chelsea, dan ia tak ingin berkomentar tentang pemain tim lain. Jika ingin menanyakan hal tentang itu, ia menyarankan sang penanya untuk mengunjungi hotel sebelah (tempat skuat United menginap).

Setelah dikabarkan mengalami cidera hamstring yang membuatnya absen di semua tur pra musim, Rooney dikabarkan mengalami cidera bahu sesaat sebelum laga menghadapi Wigan. Hal ini menjadi alasan David Moyes tak memainkan Rooney pada pertandingan tersebut. Namun kenyataannya, tidaklah demikian. Karena Rooney terlihat baik-baik saja bersama timnas Inggris.

Lalu apa yang membuatnya kembali tidak dimainkan pada pertandingan Community Shield kemarin? Banyak orang yakin bahwa ia tidak benar-benar mengalami cidera, karena yang terlihat tidaklah demikian. Keinginannya untuk hengkang dari Old Trafford sepertinya yang menjadi alasan mengapa dirinya tidak bergabung bersama timnya selama jeda musim panas.

Ada beberapa hal yang membuat Rooney tak lagi kerasan di Manchester. Selain karena hubungannya yang kurang harmonis dengan Moyes sewaktu di Everton, Rooney juga gerah karena tak mendapatkan jaminan di starting XI United musim 2013-2014. Moyes pernah menegaskan bahwa Robin van Persie adalah pilihan utamanya, dan Shinji Kagawa adalah orang yang tepat untuk berdiri di belakang striker timnas Belanda tersebut. Artinya Rooney harus rela duduk di bangku cadangan sambil menunggu ketidak pastian.

Ini yang membuat Rooney entah pura-pura cidera atau dipura-purakan cidera agar mempunyai waktu lebih banyak untuk bisa berpikir mengenai masa depannya. Seperti yang kita tahu bersama, Chelsea siap menampung pemain yang sering dipanggil Shrek ini di Stamford Bridge. Kebetulan Rooney adalah salah satu pemain yang dikagumi Mourinho, dan mantan pelatih Real Madrid itu memang ingin mendatangkan bomber hebat untuk menambah ketajaman lini depannya. Mourinho tampaknya tak bisa berharap banyak pada Fernando Torres dan Demba Ba. Meski Romelu Lukaku sudah terlihat siap, tapi ia belum punya cukup banyak pengalaman untuk bisa menjadi pilihan utama di tim sebesar Chelsea.

Oleh karena itu Rooney adalah pilihan yang tepat untuk Mourinho. Saya tak akan terkejut jika pada akhirnya Rooney memilih berlabuh di London Barat dan kembali menggunakan baju biru sebagai seragam kebesarannya. Dan kepastian mengenai masa depan Rooney bisa kita lihat kurang-lebih dua pekan dari sekarang, karena akhir bulan Agustus bursa transfer musim panas resmi ditutup.

We’ll see!

Source: www.bolatotal.com

Jumat, 09 Agustus 2013

Alasan Logis Jose Mourinho Atas Kekalahan Chelsea


Setelah melakukan serangkaian pertandingan pra musim yang meyakinkan, Chelsea harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak lebih baik dari Real Madrid.

Jose Mourinho merasakan kekalahan pertamanya sejak kembali menukangi Chelsea . Dan yang lebih menyakitkan, tim yang melakukannya adalah Real Madrid, tim yang baru saja ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Untuk melengkapi kekecewaan Mourinho di pertandingan tersebut, orang yang memastikan kemenangan Real adalah Cristiano Ronaldo, kompatriotnya yang baru saja ia remehkan.

Chelsea sukses di semua pertandingan pra musim mereka sebelum ditekuk oleh Real, di Asia mereka sukses meraih kemenangan 1-0 atas Singha Thailand All Star, 4-1 atas Malaysia XI, dan mempecundangi BNI Indonesia All Star dengan skor 8-1. Ya, tiga negara itu memang punya kelas jauh di bawah mereka. Sampai pada akhirnya mereka bertolak ke Amerika Serikat untuk mengikuti turnamen pra musim persahabatan yang bertajuk Guinness International Champions Cup yang diikuti oleh tim-tim kuat dari beberapa negara. Hal ini tentu menjadikan turnamen ini lebih serius dari tur pra musim sebelumnya.

Pada pertemuan pertama di turnamen ini, Chelsea bertemu dengan Inter Milan. Oscar dan Eden Hazard masing-masing mencetak satu gol untuk membawa mereka lolos ke babak selanjutnya. Lepas dari Inter, Chelsea ditantang oleh tim sekota Inter, AC Milan. Chelsea berhasil melaju ke babak final dengan skor yang sama, 2-0. Kevin De Bruyne dan Andre Schurrle berhasil mencatatkan nama mereka di papan skor dan membuat Mourinho bangga.

Di partai final, Chelsea sudah ditunggu oleh Real. Di sinilah mereka mengalami anti klimaks, setelah rentetan kemenangan manis sepanjang tur pra musim, Chelsea seperti kehilangan sentuhannya. Petr Cech harus memungut bola dari gawangnya sampai tiga kali atas gol-gol cantik dari Marcelo dan Ronaldo. Sementara Ramires hanya mampu menyamakan kedudukan tak berapa lama pasca Marcelo mencetak gol cantik dengan mempermainkan Iker Casillas. Ronaldo menunjukkan bahwa dirinya masih menjadi momok Chelsea seperti pada 2008 silam ketika ia masih memperkuat Manchester United, ia mencetak dua gol spektakuler di pertandingan ini, sekaligus memastikan kemenangan Real, dan membuat Mourinho terdiam.

Tapi, Mourinho adalah Mourinho. Ia memang terkenal jago menjual kecap. Yang membuatnya menjadi fenomenal adalah – selain prestasinya di lapangan – kata-kata yang ia ucapkan dalam konferensi pers atau wawancara di media. Saya yakin jika ia tak mengambil jalan hidup sebagai seorang pelatih sepakbola, ia akan sukses di dunia sales atau bahkan MLM karena punya keahlian khusus dalam hal berbicara.

Dalam pers konferens pasca pertandingan ia membesarkan hatinya sendiri dengan mengatakan bahwa kekalahan ini tak berpengaruh apa-apa bagi timnya. Meskipun memang kenyataannya seperti itu, tapi saya yakin jauh di lubuk hatinya ia sebenarnya kecewa harus menerima kekalahan atas Real. Berikut kira-kira pernyataannya setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia:

"Bagi saya, membuat kesalahan dalah hal yang sempurna sehingga kami bisa memperbaikinya. Seperti yang saya katakan minggu lalu, kami mendapatkan lima kemenangan di pra-musim dan nol poin. Sekarang kami memiliki lima kemenangan dan satu kekalahan, dan masih nol poin, ini bukan drama."

"Mereka bermain di La Liga, kami bermain di Premier League, jika kami bertemu mereka di Liga Champions dan kalah, ceritanya akan berbeda, tetapi turnamen musim panas adalah turnamen musim panas."

Ya ya ya, turnamen musim panas memang hanyalah sebuah turnamen musim panas. Tapi kalah di partai final, di turnamen apapun itu, dari mantan tim yang pernah diasuhnya, setelah meremehkan salah satu pemain yang memastikan kemenangan tim lawan, pastinya cukup menyakitkan. Untung saja Mourinho tak mencari-cari alasan lain atas kekalahan ini. Karena saya yakin apapun yang keluar dari mulut Mourinho, toh banyak orang yang akan percaya. Termasuk jika suatu saat nanti ia mengatakan bahwa ia baru saja bertemu dengan kuda yang bisa berbicara bahasa Portugal di London.

Mourinho selalu punya 1001 alasan. Kira-kira alasan logis apa saja yang bisa digunakan Mourinho atas kekalahan Chelsea dari Real Madrid di partai final? Berikut beberapa alasan logis hasil penelitian ngawur saya:

- “Kami sengaja untuk tidak menjaga dengan ketat Cristiano Ronaldo, karena ia bukanlah Ronaldo yang sesungguhnya seperti apa yang pernah saya ucapkan.”

- “Cristiano memeluk seorang fans pria di tengah lapangan di tengah-tengah pertandingan. Hal itu tentunya mengganggu konsentrasi kami yang orientasi seksnya normal, pantas saja kami kalah.”

- “Saya menginstruksikan tim saya untuk mengalah. Saya ingin Real Madrid menjadi pemenang dan mendapatkan trofi, karena sebelum saya pergi dari sana saya tidak mampu mempersembahkan apapun. Anggap saja ini hadiah dari saya.”

- “Real Madrid tidak mencantumkan nama di punggung jersey mereka, oleh karena itu kami bingung untuk menjaga Ronaldo. Beberapa pemain kami tidak tahu yang mana sebenarnya Ronaldo, karena ia tidak cukup terkenal.”

Anda pasti menganggap saya sedang bercanda, tidak saya tidak sedang bercanda jika membicarakan tentang seorang sosok Jose Mourinho. Karena ia selalu punya alasan yang logis atas apa yang sudah terjadi. Alasan logis yang terkadang hanya bisa diterima oleh dirinya sendiri.

He’s Jose Mourinho, he do what he wants.

Source: www.bolatotal.com

Rabu, 07 Agustus 2013

Luis Suarez Is A Joke


Luis Suarez adalah salah satu lelucon yang pernah ada di dunia sepakbola. Suka atau tidak dengan kalimat ini, anda harus setuju dengan saya. Iya. Harus.

Fans Liverpool garis keras yang pernah mati-matian membela Suarez atas aksi-aksi kontroversialnya, silahkan bergabung dengan kami untuk sama-sama menertawakan Suarez dan kekonyolan-kekonyolan yang telah ia buat. Ya, kami bisa merasakan kekecewaan kalian padanya.

Sepanjang 121 tahun berdiri, klub asal Merseyside ini pasti tak pernah merasakan dikhianati sesakit ini. Meskipun Suarez saat ini masih merupakan pemain Liverpool, namun kritik yang dialamatkan pada klubnya sendiri melalui curhatnya pada media merupakan tamparan yang luar biasa keras. “Let me leave, Liverpool. Just like you promised,” begitu kira-kira inti dari curhatnya pada Sid Lowe dari Guardian.

You’re kidding right, Luis? Are you? Setelah apa yang dilakukan Liverpool untuk membela pemain yang penuh dengan masalah itu, inikah balasannya? The Reds pernah membelanya mati-matian atas tindakan rasialnya pada Patrice Evra. Tak hanya itu, Kenny Dalglish pun terang-terangan membelanya dengan menginstruksikan pada seluruh skuat Liverpool agar menggunakan kaos bertuliskan dukungan untuk pemain bergigi tonggos itu, sebelum pertandingan menghadapi Wigan.

Belum lagi alasan pembelaan Suarez ketika striker timnas Uruguay itu menggigit lengan Branislav Ivanovic saat Liverpool bertemu dengan Chelsea. Pihak Liverpool mengatakan bahwa Ivanovic terlalu montok dan terlihat seperti ayam broiler daripada seorang sepakbola profesional, sehingga Suarez tidak bisa menahan nafsu untuk tidak mencicipinya. Ah, tidak tidak. Untuk yang satu ini saya hanya bercanda kok. Jangan terlalu serius. Serius nanti saja saat pemberkatan nikah.

Suarez mengatakan bahwa Liverpool tidak memegang janjinya, yang akan membiarkannya pergi jika mereka tak mampu masuk ke Liga Champion. Katanya hal ini tertulis di kontraknya, dan ia tak bermaksud untuk pindah ke klub lain untuk menyakiti Liverpool. Ya ya ya, Suarez selalu punya banyak alasan untuk mementingkan egonya. Jika toh itu benar, membeberkannya ke media untuk mendapatkan belas kasihan tentu saja bukan cara yang benar. Ia harus menghormati klub yang pernah membelanya mati-matian, jika ia benar-benar tak ingin menyakiti Liverpool.

Lalu, apakah masuk akal jika Suarez ingin pindah klub hanya karena ingin bermain di Liga Champion saja? Coba masukkan dalam logika anda (meskipun hal ini tampaknya sulit), jika klub yang diisukan kencang menjadi tempat pelabuhan selanjutnya adalah Arsenal, klub yang puasa trofi jauh lebih lama daripada Liverpool. Jika anda adalah seorang Luis Suarez, apakah anda akan memilih hijrah ke Arsenal ketimbang bertahan di Liverpool, hanya karena mereka bermain di Liga Champion musim depan? Hanya mengingatkan, Liga Champion adalah liga dimana Arseanal belum pernah satu kalipun menjadi kampiun di sana, dan Liverpool adalah pemegang gelar terbanyak dengan total lima trofi.

Apapun alasannya, Suarez tetaplah Suarez. Ia akan selalu menjadi lelucon tetap untuk akun Twitter @Footy_Jokes dan @FootballFunnys. Atau mungkin saja ia dikontrak eksklusif oleh kedua akun itu untuk selalu menjadi topik utama bahan ejekan mereka, untuk keperluan promosi. Mungkin.

Jika pada akhirnya Suarez jadi pergi dari Liverpool, saya yakin hal ini akan lebih menyakitkan daripada ketika mereka ditinggal Fernando Torres. Sampai saat ini saja fans Liverpool banyak yang masih sakit hati atas hengkangnya Torres, toh Liverpool mendapatkan 50 juta Pounds setelah melepas striker timnas Spanyol tersebut ke Chelsea. Entah kenapa, mereka akan selalu menganggap Torres sebagai pengkhianat.

Saya jamin 100 persen, kebencian fans Liverpool pada Torres akan berpindah pada Suarez jika ia benar-benar memilih untuk meninggalkan klub yang pernah mati-matian membelanya. Saya juga tak akan heran jika akhirnya Liverpool benar-benar melepas pelantun lagu ‘negrito’ yang diciptakan khusus untuk Evra ini ke klub lain, sebelum bursa transfer benar-benar ditutup.

Jika saya adalah pemilik Liverpool, saya akan mengizinkannya pergi. Bahkan membantunya untuk berkemas, agar ia cepat-cepat meninggalkan Anfield. Sepertinya Liverpool tak punya alasan lagi untuk mempertahankan Suarez. He’s a joke, so let him leave, Liverpool!

Source: www.bolatotal.com

Selasa, 06 Agustus 2013

Sensasi Di Menit-Menit Akhir Penutupan Bursa Transfer


Hanya mengingatkan. Dalam waktu kurang dari dua pekan, musim baru akan segera dimulai. Dalam waktu kurang dari satu bulan, bursa transfer musim panas akan segera ditutup.

Hal-hal menarik biasanya terjadi menjelang penutupan bursa transfer. Mulai dari berita yang benar-benar mengejutkan sampai berita ‘akhirnya’ akan terjadi di menit-menit jelang penutupan bursa transfer. Beberapa orang bahkan memilih tidak tidur sampai bursa transfer benar-benar ditutup, hanya sekedar ingin menjadi orang paling update karena tahu mengenai siapa yang akhirnya pindah kemana.

Percayalah bahwa menunggu sampai bursa transfer benar-benar ditutup mempunyai sensasi tersendiri. Saya pernah benar-benar melakukannya pada akhir bulan Januari 2011 silam, di bursa transfer musim dingin. Yang saya maksud dengan benar-benar melakukannya di sini adalah benar-benar menunggu update berita yang ada, detik demi detik. Jemari saya aktif me-refresh timeline hampir tiap menit hanya untuk mendapatkan kepastian kabar, tak terasa matahari pun sudah mulai menunjukkan dirinya.

Saat itu beredar kabar bahwa Fernando Torres sudah dalam perjalanan menuju Chelsea dari Liverpool. Really? I didn’t believe that, seriously. Perasaan ini akan sulit anda ungkapkan jika anda adalah seorang fans Chelsea yang membenci Torres karena ia selalu mencetak gol di hampir setiap pertemuan kedua tim. Kira-kira jam 6 pagi waktu Jakarta atau kurang lebih jam 11 malam waktu London, pertanyaan saya pun akhirnya terjawab.

Tiba-tiba Torres muncul di pusat latihan Chelsea di Cobham untuk menanda tangani kontrak yang membuatnya resmi berganti baju dari merah menjadi biru. Saya sempat mengalami serangan jantung ringan saat membaca berita ini. Shocked. Rasanya seperti mimpi, entah ini adalah mimpi indah atau mimpi buruk, yang pasti saya tidak percaya bahwa begitulah kenyataannya.

Saya tak tahu apa yang ada di dalam benak Roman Abramovich saat ia rela menggelontorkan dana sebesar 50 juta Pounds hanya untuk seorang Torres, pemain yang dilabeli seorang ‘lady boy’ oleh fans Chelsea. Kedatangan Torres pun sempat menimbulkan pro dan kontra pada waktu itu, baik pada fans Liverpool maupun fans Chelsea. Di Chelsea, perseteruan antara Torres fan boy dan juga anti Torres berlanjut bahkan hingga saat ini. Menurut beberapa orang, Torres dihargai terlalu mahal untuk ukuran seorang striker yang tak lagi bisa menemukan performa terbaiknya.

Torres kini memang tak seganas ketika ia masih berbaju Liverpool, tapi ia tak bisa dibilang gagal total karena akhirnya musim lalu ia membuktikan diri bahwa ia masih ada. Torehan 22 gol di tujuh kompetisi yang diikuti Chelsea musim 2012-2013 kemarin menjadi prestasi tersendiri bagi penyerang timnas Spanyol ini. Dan ini merupakan sebuah rekor baru untuk seorang pemain sepakbola, Torres adalah orang pertama yang berhasil melakukannya. Luar biasa.

Baiklah, soal Torres itu hanya perumpamaan saya saja. Marilah kita fokus pada bursa transfer musim panas kali ini yang dalam waktu dekat akan segera ditutup. Menjelang akhir bulan, berita tentang siapa yang akan pindah kemana semakin menjadi-jadi. Jangan heran jika beberapa pekan terakhir ketika anda membaca berita tentang sepakbola, topik yang muncul hanya seputar itu-itu saja. Berita tentang kepindahan pemain-pemain seperti Gareth Bale, Wayne Rooney, dan Luis Suarez, rupanya masih menjadi headline yang menarik untuk menarik minat para pembaca.

Fans Tottenham, Manchester United, Liverpool, Real Madrid, Chelsea, dan Arsenal beberapa pekan belakangan pastinya menjadi pembaca setia mengikuti perkembangan saga transfer tiga pemain tersebut. Ada yang berharap berita ini hanya isu belaka, ada juga yang berharap berita yang mereka baca adalah sebuah fakta. Beberapa berita tentang saga transfer mungkin benar adanya, namun saya pastikan selebihnya adalah berita ngarang maupun asumsi pribadi si pembuat berita saja. Hanya waktu lah yang akan menjawab kebenaran berita tersebut. Kapan? Tentu saja pada penutupan bursa transfer, yaitu tanggal 31 Agustus mendatang.

Jika kalian adalah fans dari tim-tim yang saya sebutkan di atas, cobain deh untuk tetap terjaga sampai bursa transfer benar-benar ditutup beberapa pekan mendatang. Saya jamin kalian akan mendapatkan banyak kejutan, seperti yang pernah saya alami pada 2011 silam. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Itulah sensasi di menit-menit akhir penutupan bursa transfer.

Source: www.bolatotal.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Mengulang Kejayaan Los Galacticos?


Real Madrid adalah salah satu tim terkaya di dunia. Hal ini bisa dilihat dari hobi mereka yang cukup rajin mengoleksi pemain-pemain mahal di ruang ganti.

Real juga merupakan sebuah klub sepakbola yang paling sering muncul di rekor bursa transfer. Dalam 10 rekor transfer termahal di dunia, hampir semuanya berhubungan dengan klub ibukota tersebut. Seolah ingin menunjukkan kekuatan finansial mereka yang luar biasa.

Anda pasti masih ingat berapa jumlah uang yang harus mereka gelontorkan untuk menciptakan Los Galacticos jilid pertama: Luis Figo, Zinedine Zidane, Ronaldo, dan David Beckham. Nama-nama ini adalah nama-nama ikon sepakbola di negaranya masing-masing. Mengumpulkan mereka di dalam sebuah klub sepakbola adalah sebuah pencapaian yang fantastis. Sebagai perumpamaan, jumlah uang untuk mendatangkan mereka semua mampu membuat Jabodetabek banjir air cendol.

Los Galacticos pun perlahan mulai terlupakan pasca bubar dan pensiunnya nama-nama di atas, kebetulan rival abadi mereka, Barcelona, mulai berjaya dan mendominasi La Liga dan juga Eropa. Dalam beberapa musim lamanya, Real selalu berada di bawah bayang-bayang Barca.

Real mulai membangun Los Galacticos jilid dua ketika mendatangkan bintang-bintang mahal (lagi) ke Santiago Bernabeu. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka mampu mengumpulkan bintang-bintang berbakat. Sebut saja Kaka, Cristiano Ronaldo (yang sampai saat ini memegang rekor transfer termahal di dunia), Karim Benzema, Xabi Alonso, Sami Khedira, Mesut Ozil, Angel Di Maria, Fabio Coentrao, Luka Modric, sampai yang teranyar Isco.

Setelah menggelontorkan dana fantastis dalam empat tahun terakhir, apakah ini membuat mereka berhenti? Nope. Real lagi-lagi berniat untuk memecahkan rekor transfer dunia untuk mendatangkan Gareth Bale dari Tottenham Hotspur. Kabarnya mereka tak segan merogoh kocek dalam-dalam senilai 87-90 juta Pounds untuk mendatangkan pemain sayap Wales itu ke Spanyol.

Harga Ronaldo yang mencapai 80 juta Pounds rasanya hampir mustahil untuk bisa dipecahkan, dan kini mereka berniat untuk memecahkan rekor transfer yang mereka buat sendiri hanya untuk seorang Bale? Sekedar perbandingan kasar saja, Ronaldo memiliki segalanya ketimbang Bale. Selain teknik dan juga prestasi yang ciamik, ia juga pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia. Bale? Untuk dibanderol dengan harga setinggi itu, rasanya masih terlalu berlebihan.

Jika saya adalah seorang Daniel Levy, saya akan dengan senang hati melepas Bale ke Real. Tak perlu memikirkannya masak-masak, uang sebanyak itu bisa saya pakai untuk membeli banyak pemain-pemain berbakat untuk mengisi lubang yang ia tinggalkan. Toh tanpa Bale juga Spurs akan tetap menjadi Spurs, tim papan tengah Premier League yang selalu kesulitan finish di zona Eropa.

Duo Ronaldo-Bale diharapkan bisa mengimbangi duo Lionel Messi-Neymar di Barcelona. Dan jika Bale benar-benar jadi bergabung, bisa dipastikan El Clasico musim depan akan kembali menarik untuk disaksikan.

Apalah arti uang sebesar itu demi mengulang kejayaan Los Galacticos? Horang kayah. Toh Florentino Perez juga pastinya sudah memperhitungkan dengan baik pengeluaran dan juga pemasukan yang akan Real dapatkan jika Los Galacticos jilid baru ini benar-benar bisa menghentikan dominasi Barcelona dengan berjaya di Spanyol, Eropa, dan juga dunia.

Source: www.bolatotal.com

Rabu, 31 Juli 2013

Menemui Legenda Hidup Chelsea Di Bangkok Dan Jakarta


Nama Frank James Lampard akan selalu tercatat dalam sejarah Chelsea, dan saya beruntung bisa menemui legenda hidup klub tersebut secara langsung di Bangkok dan Jakarta.

Yang saya maksud dengan bertemu tentu bukan hanya sekedar melihatnya di depan mata saya, tapi sempat berbicara dengannya, menjabat tangannya, mendapatkan tanda tangannya, bahkan (yang ini mungkin cukup membuat banyak orang merasa iri, maafkan saya) sempat berfoto dengannya (di Bangkok dan juga Jakarta).

Saya adalah orang paling beruntung di dunia, karena bisa bertemu langsung dengan idola saya itu. Ya, Lampard adalah alasan mengapa saya mulai memperhatikan Chelsea di awal-awal masa kedatangannya dari West Ham United. Oleh karena Lampard juga lah saya menetapkan Chelsea sebagai tim favorit, lebih dari satu dekade silam.

Tur pra musim tahun ini bukanlah kali pertama saya melihatnya secara langsung, saya sudah pernah bertemu dengannya di tahun 2008 dan juga 2011 yang lalu di Kuala Lumpur. Tapi tur pra musim tahun ini adalah yang paling berkesan, karena ini adalah kali pertama pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Chelsea itu menginjakkan kakinya di Jakarta dan kali pertama pula saya berinteraksi langsung dengan beliau. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa.

Lampard adalah salah satu contoh pesepakbola yang komplit. Selain mempunyai wajah yang tampan dan prestasi yang cukup cemerlang, kehidupan pribadinya pun jauh dari berita miring alias relatif baik-baik saja. Hal yang cukup bertolak belakang dengan kapten Chelsea yang juga teman baiknya, John Terry.

Bagi saya, Lampard adalah kapten Chelsea yang sesungguhnya. Tanpa mengecilkan peran Terry di dalam skuat Chelsea, kehadiran Lampard mempunyai pengaruh yang tak kalah besar jika dibandingkan dengan sahabatnya itu. Dimana Terry ketika Chelsea benar-benar membutuhkannya? Liga Champion tahun 2012 mungkin bisa jadi salah satu tolak ukurnya. Terry melakukan tindakan konyol di semi final ketika harus melanggar Alexis Sanchez sehingga harus dikartu merah dan tak bisa bermain di partai final. Beruntung Chelsea masih bisa lolos ke final dan punya sosok Lampard sebagai kapten kedua, ia memegang peranan penting di final untuk memimpin rekan-rekannya berbalik unggul di kandang Bayern dan menjadi kampiun.

Tanpa bermaksud untuk membandingkan sifat keduanya. Menurut saya, Lampard punya sifat yang lebih simpatik dibandingkan Terry. Saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri ketika Terry memilih khusus tiga fans cewek yang cantik-cantik untuk masuk menemuinya di dalam pintu hotel tempat Chelsea menginap di Bangkok, sementara puluhan fans lainnya hanya gigit jari melihat tiga cewek itu bisa berfoto cukup mesra dengan kapten Chelsea itu. Belum lagi foto kecupan hangat di pipi oleh seorang wanita cantik yang ramai dibicarakan di social media dan sempat menghebohkan itu. Ya ya ya. Terry gitu loh.


Lampard adalah salah satu pemain yang paling ramah ketika bertemu dengan para fans Chelsea. Selain Terry dan Fernando Torres (sayang saya tak bisa menemuinya tahun ini karena ia tak ikut dalam rombongan), Lampard adalah orang yang paling rajin menghampiri fans yang berkerumun untuk sekedar memberikan tanda tangan atau foto bareng. Saya membuktikannya sendiri ketika berada di Bangkok sekitar dua pekan yang lalu. Tak hanya sempat berfoto dengannya, saya iseng-iseng mencetak foto kami berdua dan kembali lagi untuk menemuinya untuk sekedar mendapatkan tanda tangannya. Hasilnya luar biasa, ia membubuhkan tanda tangannya di atas cetakan foto kami berdua.


Apa yang saya alami di Jakarta lebih luar biasa. Selain mendapatkan dua tanda tangannya di dua jersey Chelsea saya (satu pada jersey yang ditanda tangani oleh seluruh tim yang menghadiri Signing Session, satu lagi pada jersey yang saya gunakan siang itu), saya sempat berfoto dan berbincang-bincang dengannya setelah acara Signing Session. Paling tidak ini bisa mengobati kekecewaan saya yang tak bisa berfoto dengan satupun pemain Chelsea yang ada di depan saya ketika meminta tanda tangan mereka.


Saya dan dua orang dari official supporters club berkesempatan untuk memberikan Player of the Year award pada Lampard secara langsung di akhir acara Signing Session. Player of the Year award adalah pemenang hasil voting yang kami lakukan di web Chelsea Indonesia Supporters Club (www.chelseafc.or.id). Sebenarnya pemenang vote terbanyak adalah Juan Mata, namun karena gelandang timnas Spanyol itu masih dalam masa liburan pasca Piala Konfederasi, Lampard yang menempati posisi kedua berhak menerima penghargaan dari kami tersebut. Beruntungnya, tak hanya berkesempatan untuk memberikannya penghargaan secara langsung, kami juga sempat berbincang-bincang dengannya sekitar beberapa menit sebelum berfoto bersama dengannya.

Jika saja Lampard tidak diperpanjang kontraknya di Stamford Bridge satu tahun lagi beberapa waktu yang lalu, bisa dipastikan saya tak mungkin bisa bertemu dengannya di Bangkok dan juga Jakarta dan mengalami pengalaman yang luar biasa ini. Bagi saya, pemain jenius yang punya IQ di atas 150 ini adalah segalanya. Tanpa dirinya, mungkin saat ini saya bukanlah seorang fans Chelsea. Mungkin.

He’ll always be my super hero: Super Frankie Lampard.

Source: www.bolatotal.com

Selasa, 30 Juli 2013

Fans Chelsea Di Indonesia, Anak Tiri Di Negeri Sendiri


Saya adalah seorang fans Chelsea di Indonesia, dan apa yang baru saja terjadi tentu saja cukup mengejutkan saya.

Kedatangan Chelsea ke tanah air untuk yang pertama kalinya tak bisa menjadi alasan mengapa fans Chelsea di Indonesia merasa bak anak tiri di negeri sendiri. Selain penjagaan yang ketatnya seperti tali kolor yang baru dibeli, jadwal Chelsea di Indonesia pun terkesan terburu-buru dan sangat eksklusif.

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan yang dibuat oleh teman saya beberapa hari yang lalu, Rezky Agustyananto. Ada beberapa pertanyaan di artikel tersebut yang kemungkinan sedikit-banyaknya bisa saya jelaskan di artikel ini.

Datangnya Arsenal dan Liverpool beberapa hari sebelumnya ke Jakarta membuat fans Chelsea di Indonesia mempunyai ekspektasi yang paling tidak sama dengan fans Arsenal dan juga fans Liverpool. Namun kenyataannya ternyata jauh dari harapan, menemui Chelsea (selain di hari pertandingan) adalah hal yang hampir mustahil. Selain pemilihan hotel yang penjagaannya nyaris setara dengan LP Cipinang, jadwal mereka pun dibuat sedemikian rupa untuk tidak terlalu akrab dengan para fans.

Dari tiga tim Premier League yang mampir ke Jakarta di tur pra musim mereka tahun ini, hanya Chelsea yang mengeksklusifkan diri dengan tidak mengadakan open training session. Mengenai hal ini, saya tahu benar alasannya. Kebetulan posisi saya di official supporters club memungkinkan saya untuk berkomunikasi dengan pihak Chelsea langsung.

Tanggal 24 Juli pagi-pagi benar saya sudah berpakaian rapih, menggunakan kemeja lengan panjang berwarna biru saya berangkat menemani Presiden Chelsea Indonesia Supporters Club, Agung Santoso, untuk melakukan meeting dengan Graham Smith di lounge Grand Hyatt Hotel. Smith yang berprofesi sebagai Supporter Liaison Manager di Chelsea Football Club memang menjadi penyambung antara pihak Chelsea dan semua official supporters club mereka di seluruh dunia.

Kebetulan pada saat itu kami sempat menanyakan, mengapa Chelsea tidak mengadakan open training session seperti halnya Arsenal dan Liverpool beberapa saat yang lalu. Dan jawaban yang saya dapatkan sepertinya cukup membuat saya cukup tersentak, rupanya hal ini adalah rekomendasi dari pihak promotor sebelumnya. Security issue, katanya. Bah. Alasan yang aneh, menurut saya. Jika Arsenal dan Liverpool saja bisa, kenapa Chelsea tidak?

Kesulitan untuk bertemu pemain secara langsung sebenarnya bisa terobati, jika saja Chelsea mengadakan open training session sebelum pertandingan benar-benar digelar. Namun Smith menyatakan bahwa apa yang sudah dijadwalkan tidak bisa dirubah, ia sempat menunjukkan jadwal Chelsea selama di Jakarta kepada kami. Ya sudahlah, pikir saya. At least kami sudah mencoba semampu kami untuk bisa mengakomodir kerinduan teman-teman untuk bisa bertemu langsung dengan idola mereka. Pastinya tak hanya teman-teman, saya pun kecewa akan keputusan ini.

Sorenya, 30 orang dari official supporters club diberikan kesempatan untuk mengikuti acara Signing Session. Saya beruntung bisa terpilih untuk masuk ke dalam ruangan dimana para pemain sudah berkumpul dan duduk manis di belakang meja sambil membubuhkan tanda tangannya. Kejanggalan lain pun sempat terlihat di sini, karena kami sama sekali tidak diizinkan untuk berfoto dengan para pemain. Meski sedikit gusar, saya pun mengikuti permintaan panitia yang tak memperbolehkan kami mengambil gambar dengan para pemain idola yang sudah ada di depan mata kami itu. Beberapa orang memang berusaha mencuri-curi untuk berfoto, namun pihak keamanan selalu siap siaga untuk menggagalkan usaha mereka. Bayangkan saja, bahkan hanya untuk sekedar berfoto, kami harus main kucing-kucingan dengan pihak keamanan. Luar biasa.

Saya tahu benar bagaimana hangatnya acara Signing Session di Bangkok, hampir semua yang hadir kala itu berfoto dengan para idola mereka. Ya, kebetulan saya ada di Bangkok ketika acara itu digelar di sana. Tak hanya berfoto, bahkan ada beberapa adegan mencium pemain yang ramai dibicarakan di social media. Tampak seperti tak ada jarak antara pemain dan juga fans, sayangnya hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Jakarta. Miris.

Sebagai perbandingan saja, Chelsea menetap selama enam hari di Bangkok (12-18 Juli), lima hari di Kuala Lumpur (18-23 Juli), dan hanya dua hari di Jakarta (23-25 Juli). Karena selesai menjalani pertandingan, mereka langsung menuju ke Halim dan langsung bertolak ke London.

Sebagai fans Chelsea yang jumlahnya paling banyak di Asia (bahkan salah satu yang terbanyak di dunia), apa yang kami rasakan di Indonesia tentu cukup mengecewakan. Memang ini adalah kali pertama mereka menginjakkan kaki di negeri ini, tidak seperti Thailand dan Malaysia yang sudah berkali-kali mereka kunjungi beberapa tahun terakhir. Tapi tetap saja, kejadian ini membuat kami merasa dianak tirikan di negeri sendiri.

Source: www.bolatotal.com

Jumat, 19 Juli 2013

Menghadiri Gathering Fans Chelsea Se-Asia Di Bangkok


Fans Chelsea se-Asia berkumpul di sebuah pub di Bangkok pada 16 Juli kemarin untuk saling berkenalan, dan saya berkesempatan untuk hadir mewakili Indonesia di acara tersebut.

Sebagai bagian dari official supporter Chelsea di Indonesia, saya mendapatkan undangan untuk bertemu langsung dengan teman-teman official supporter dari negara-negara lain di Asia. Ini memang bukan kali pertama Chelsea mampir ke Bangkok untuk mengadakan tur pra musim, tapi gathering fans Chelsea se-Asia ini adalah untuk yang pertama kalinya.

Bertempat di The Londoner Brew Pub yang berlokasi di Sukhumvit Road 33, acara yang dimulai pada pukul 9 malam waktu setempat, berlangsung cukup meriah. Ketika rombongan dari Indonesia sampai di sana, hampir semua bangku yang ada di pub itu sudah terisi. Kami datang agak terlambat, sekitar pukul 10 lewat. Kebanyakan dari mereka sudah membaur untuk berkenalan dan bercerita satu sama lain. Mata saya pun menyapu sekeliling melihat yang hadir. Yang saya tahu, yang hadir berasal dari tuan rumah, India, Maldives, Hongkong, Cina, Macau, Vietnam, dan Indonesia.

Begitu kami datang, sambutan dari suporter tuan rumah cukup ramah. Chelsea FC Official Supporters Club Thailand atau yang biasa disebut Thailand Blues langsung menghampiri meja kami begitu kami duduk. Beberapa dari orang di antara mereka bahkan tak sungkan untuk mengajak kami ngobrol meski baru saja berkenalan.

Di samping meja kami ada kontingen dari India yang tergabung dalam Chelsea India Supporters Club. Dari semua suporter yang ada malam itu, mereka adalah rombongan yang paling meriah. Berbekal se-tower beer lokal di meja mereka, tujuh orang yang rata-rata brewok itu sibuk memeriahkan suasana dengan memimpin chants. Meski chants yang mereka tahu cuma itu-itu aja, saya mencoba mengikuti kemauan mereka.

Di sisi meja lainnya, ada fans Chelsea dari Macau. Beberapa dari mereka menarik perhatian saya, cewek-cewek putih bermata sipit dan bercelana pendek mampu membuat saya sempat berpaling beberapa kali untuk mencuri-curi pandang. Namanya juga laki-laki.

Namun yang menjadi pusat perhatian malam itu adalah seorang fans cewek suporter tuan rumah. Sehari sebelumnya ia berkesempatan untuk mengikuti Signing Session dan bertemu langsung dengan para pemain Chelsea, ia berfoto bersama John Terry dan berpose dengan mencium pipi kapten Chelsea tersebut. Terry yang memang terkenal leboy, tampak menikmati ciuman tersebut dengan wajah lugu menghadap kamera.


Cewek imut yang-saya-lupa-namanya-padahal-udah-kenalan-karena-susah-untuk-disebutkan tersebut menjadi artis dadakan di acara gathering fans malam itu. Saya pun tak malu-malu untuk mengajaknya berfoto bersama, sayangnya saya tak memintanya untuk mengulang adegan yang sama seperti waktu ia mencium pipi Terry. Hahaha, you wish.

Acara puncak malam itu adalah undian jersey dengan tanda tangan beberapa pemain Chelsea yang mereka dapatkan pada saat Signing Session. Orang yang beruntung mendapatkannya adalah cowok salah satu kontingen dari Macau.

Setelah acara puncak berakhir, kami pun berfoto bersama untuk kenang-kenangan. Dan untuk ukuran orang yang baru saja mengenal satu sama lain, saya merasa semua yang ada di sana cukup akrab malam itu. Malam sudah semakin larut, kebetulan botol bir yang saya pesan pun sudah habis diminum. Kami berpamitan dan akhirnya meninggalkan pub sekitar jam setengah 1 pagi dengan mata yang merah karena mengantuk (sebotol bir tak akan membuat mata saya merah). Kebugaran fisik kami harus terjaga, karena keesokan harinya kami akan menyaksikan pertandingan Chelsea di Rajamangala National Stadium.

Kami bersepakat untuk mengadakan acara serupa jika suatu hari Chelsea menjadikan Asia sebagai tujuan tur pra musim mereka lagi. Tahun ini di Bangkok, mungkin saja dua tahun lagi diadakan di Indonesia. Mungkin.

Source: www.bolatotal.com

Kamis, 18 Juli 2013

Laporan Singkat Kegiatan Chelsea Di Bangkok


Saya sudah berada di Bangkok selama 11 hari dan menghabiskan waktu selama satu minggu penuh hanya untuk Chelsea.

Entah apa yang ada di pikiran saya ketika akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Bangkok dan menetap di kota itu untuk 11 hari lamanya. Ini adalah kali ketiga saya berada di negeri orang hanya untuk menyaksikan tim kesayangan saya bertanding secara langsung. Pada 2008 dan 2011 lalu saya memilih Kuala Lumpur sebagai tempat untuk menyaksikan pertandingan Chelsea.

The Blues sebenarnya juga akan menyambangi Jakarta pasca Bangkok dan juga Kuala Lumpur, namun adanya ketidak pastian kala itu karena konflik antara sponsor utama dan pihak promotor membuat saya berspekulasi untuk membeli tiket pesawat berangkat ke Bangkok. Tentu saja saya tak akan melewatkan kesempatan untuk bisa menyaksikan tim kesayangan saya secara langsung.

Pesawat saya mendarat di Don Mueang International Airport pada hari Minggu, 7 Juli silam. Dan sejak tiba di sini, saya mencoba untuk memanfaatkan waktu yang sangat singkat untuk mengenal lebih dekat kota Bangkok. Hampir semua tempat yang wajib disinggahi turis di kota ini sudah saya sambangi. Dari Grand Palace, Wat Po, sungai Chao Praya, pasar Chaktuchak, pantai Pattaya, kawasan Pratunam (Tanah Abang-nya Bangkok), bahkan sampai jajanan kaki lima sudah saya telusuri satu-persatu. Tanggal 7-11 Juli kemarin adalah waktu saya untuk mengenal lebih dekat kota Bangkok.

Liburan saya terhenti sampai tanggal 11 Juli. Karena pada tanggal 12 Juli-18 Juli (hari ini) saya hanya akan fokus mengikuti Chelsea. Itu sudah menjadi komitmen saya sebelum akhirnya memutuskan untuk berangkat ke Bangkok.

 Hari pertama Chelsea tiba di hotel Shangri-La Bangkok, Jose Mourinho didampingi Petr Cech dan juga Andre Shcurrle mengadakan konferensi pers di ballroom hotel. Penjagaan yang kurang ketat membuat saya berhasil menyelinap masuk ke dalam ruangan yang sebenarnya tertutup untuk umum itu. Tanpa menggunakan name tag wartawan dan juga tanpa membawa kamera SLR seperti kebanyakan orang yang hadir kala itu, saya sangat beruntung bisa duduk bersila di bawah meja tempat Mourinho duduk hanya untuk mendengarkan pernyataannya secara langsung. Jaraknya hanya sekitar tiga sampai lima meter. Saya cukup dekat dengan The Happy One.

Saya selalu berada di hotel tempat mereka menginap setiap harinya untuk bisa terus bertemu dengan mereka. Bahkan hanya untuk melihat Frank Lampard lewat di depan saya, itu sudah jauh lebih dari cukup daripada melihatnya hanya dari layar kaca. Lampard adalah alasan saya jatuh cinta pada tim ini, dulu.

Lampard adalah salah satu pemain Chelsea yang paling ramah, ia hampir selalu melayani fans yang meneriakkan namanya untuk minta tanda tangan bahkan untuk berfoto bersama. Saya beruntung bisa berfoto bersama pemain yang pernah saya idolai itu dan mendapatkan tanda tangannya.

Karena sering berada di hotel Chelsea, hampir semua kegiatan mereka pun saya tahu. Dari latihan rutin setiap pagi dan petang, jam berapa biasanya mereka makan, sampai acara khusus seperti signing session dan juga meet n greet. Selama lima hari, kegiatannya tak jauh dari situ.

 Hari yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, yaitu pertandingan antara para jagoan akamsi (anak kampung sini) Singha All Stars vs Chelsea FC yang dilangsungkan di Rajamangala National Stadium pada 17 Juli kemarin. Saya tiba di stadion sekitar dua jam sebelum pertandingan dan Rajamangala sudah menjadi lautan biru kala itu. Hal yang menarik di sini adalah, saya hampir tidak melihat salah satu dari penonton yang datang ke stadion menggunakan jersey timnas Thailand untuk mendukung Singha All Stars. And I really don't know why.

Pangeran Siahaan benar, anda tak bisa mengharapkan pertandingan seru di hampir setiap tur pra musim. Untungnya ini bukan yang pertama kalinya bagi saya. Jadi saya mengatur mind set untuk tidak berharap banyak dan datang hanya untuk menyaksikan Chelsea bertanding. That's it. Ekspektasi saya memang tidak tinggi untuk pertandingan lucu-lucuan seperti ini. Untuk saya pribadi, menyaksikan tim kesayangan di lapangan secara langsung adalah sebuah kenikmatan tersendiri.

 Pertandingan yang berakhir hanya dengan skor 1-0 (itupun dari titik putih) itu layaknya sebuah pertandingan tenis bagi saya sebagai orang Indon. Saya yakin karakter orang Thailand tidak cocok untuk sebuah pertandingan sepakbola yang harusnya ramai dan gaduh seperti halnya di negara saya tercinta. Penonton baru berteriak jika ada penetrasi di kotak penalti atau bila bola hampir masuk ke dalam gawang, selebihnya mereka hanya diam. Persis seperti anda menyaksikan sebuah pertandingan tenis.

Hari ini adalah hari terakhir Chelsea berada di Thailand. Siang tadi adalah saatnya bagi mereka untuk meninggalkan kota ini, saya berkesempatan menyaksikan satu-persatu pemain dan staff klub turun dari lift untuk naik ke dalam bus yang akan membawa mereka ke airport.

 Mereka sudah tiba di Kuala Lumpur untuk meneruskan perjalanannya di Asia saat saya menulis artikel ini dengan menggunakan BlackBerry dari sebuah restoran masakan Thailand di airport Don Mueang. Untung saja saya tidak memutuskan untuk berangkat ke Malaysia untuk mengulang hal yang sama seperti di sini. Karena jam tidur saya berantakan selama saya berada di sini, saya memutuskan untuk menunggu mereka di Jakarta saja pekan depan sambil mengembalikan kebugaran badan saya.

Jadi saya akan hanya akan menyaksikan Chelsea menjajal Malaysia XI dari layar kaca saja sebelum kembali menyaksikan mereka bertemu dengan BNI Indonesia All Stars di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Sekian laporan singkat saya dari Bangkok. Sampai bertemu di laporan singkat lainnya pada lain waktu yang tidak ditentukan. Sawadee ka!

Source: www.bolatotal.com

Rabu, 17 Juli 2013

Bidadari Yang Jatuh Di Bangkok


"Kau bidadari.. jatuh dari surga.. di hadapanku.. Eaaa.."

Demi mahluk apapun yang ada di planet Namec, petikan lirik lagu yang dibawakan oleh sekumpulan bocah tengil negeri sendiri itu benar-benar terjadi di dalam hidup saya.

Hari Minggu, 14 Juli 2013, pukul 13:55 siang, di depan resepsionis hotel Shangri-La Bangkok, adalah saat-saat yang tak akan mungkin pernah bisa saya lupakan seumur hidup saya. Sebagai seorang fans Chelsea, saya mengalami kejadian yang hampir tidak pernah dirasakan oleh seluruh fans Chelsea. Kejadian yang terjadi hanya dalam beberapa menit saja.

Meski hanya sebentar tapi entah mengapa saya merasa dunia saya sempat berhenti berputar saat itu. Sungguh merupakan perasaan yang luar biasa bisa bertemu dengan seorang bidadari.

Bidadari yang sebelumnya hanya saya saksikan dari layar kaca, kini ada di hadapan saya. Tak hanya sekedar bertatap muka, saya bahkan sempat bertukar senyum dan melakukan pembicaraan yang sangat singkat dengan sang bidadari.

Bidadari yang saya maksud adalah Eva Carneiro, dokter first team Chelsea Football Club. Cewek cantik berparas latin yang tidak begitu tinggi untuk ukuran orang bule ini sempat membuat bibir saya terkatup rapat beberapa detik. Sebelum akhirnya saya memberanikan diri untuk melontarkaan sedikit kata-kata.

Dari semua rombongan sirkus yang dibawa oleh Ron Gourlay, hanya nama Jose Mourinho dan Eva Carneiro lah yang ingin saya lihat secara langsung. Beberapa skuat inti Chelsea pernah saya temui di Kuala Lumpur pada tur Asia mereka di tahun 2008 dan 2011 silam, sebut saja John Terry, Frank Lampard, Petr Cech, dan Ashley Cole.

Sebagai fans Chelsea, melihat dua sosok itu secara langsung dari jarak yang cukup dekat adalah sebuah kebanggaan tersendiri.

Secara pribadi, saya sudah cukup lama mengagumi sosok Eva. Selain karena ia sangat cantik, ia juga wanita yang pintar dan berprofesi sebagai seorang dokter (pengalaman pernah memiliki pacar seorang dokter cantik akan men-suggest otak saya dalam melihat dokter cantik lainnya untuk dikagumi). Alasan yang amat sangat logis untuk diterima akal sehat bagi saya.

Saya berterima kasih pada Andre Villas-Boas sebagai orang yang paling berjasa dalam menjadikan Eva sebagai idola, mantan pelatih Chelsea itulah yang memperkenalkan Eva ke publik untuk pertama kalinya ketika pada awal musim 2011-2012 resmi menunjuknya sebagai dokter first team Chelsea.

Eva sebenarnya sudah berada di Chelsea sejak 2009, namun paras cantiknya mulai dikenal banyak orang ketika ia terlihat tak pernah absen mengisi bangku cadangan Chelsea di setiap pertandingannya.

Dokter cantik blasteran Inggris-Spanyol ini sudah lama mengabdikan dirinya di bidang olahraga. Dari catatan CV-nya di website resmi Chelsea, ia pernah menangani timnas sepakbola wanita dan juga atletik Inggris sebelum direkrut oleh klub London barat itu. Lulusan Fakultas Kedokteran Nottingham University ini memastikan gelar MSc di bidang olahraga di London's Queen Mary University, setelah sebelumnya sempat menuntut ilmu di Australia selama dua tahun lamanya. Sebuah perjalanan yang cukup panjang untuk menuntut ilmu.

Eva adalah sosok yang spesial bagi saya. Mengagumi wanita cantik, pintar, dan terkenal adalah hal biasa bagi beberapa pria. Satu hal pasti yang baru saya ketahui dari wanita yang awalnya bekerja di tim reserve Chelsea ini, Eva punya sorot mata yang cukup tajam (setajam siletnya Feni Rose) dan mampu membuat detak jantung berhenti seketika jika bertatapan langsung dengannya. Percayalah!

Eva sedang bertanya letak salon hotel pada seorang resepsionis ketika saya berjalan perlahan untuk menyampirinya. Setelah mendengarkan jawaban dari sang resepsionis, ia pun membalikkan badan untuk mengikuti arah yang ditunjukkan padanya. Pada saat itulah saya tersenyum padanya sambil mengucapkan salam.

"Hello doctor Eva, may I take a pic with you?" begitu tanya saya setelah sepersekian detik membisu karena kagum melihat kecantikannya. Lamunan saya pun buyar seketika saat ia menjawab pertanyaan saya dengan mengatakan  "Sure, of course." Ah, saya beruntung bisa mendengarkan suara sang bidadari secara langsung. Yang saya ingat dalam memori, suaranya sangat lembut, berbanding lurus dengan kecantikan wajahnya.

Setelah mendapatkan ACC darinya, saya pun memberikan HP saya pada orang lokal yang sebenarnya juga menyadari kehadiran Eva kala itu untuk minta tolong diambil gambarnya. Sayangnya ia tak begitu paham menggunakan kamera yang ada di HP saya, oleh karena itu ia menitipkan HP saya pada orang yang ada di sebelahnya dan mencoba untuk mengambil gambar kami dengan HP miliknya. Kami sudah berpose, namun saya sibuk mengatakan "Hurry.. Hurry.." pada orang yang dititipi HP saya tersebut.

Dan sampai Eva mengatakan "I'm sorry, I have to go!" (karena melihat beberapa orang mulai menuju ke arahnya), anak muda lokal yang dititipi HP saya itu gagal mendokumentasikan gambar kami. Tentu saja saya sangat kecewa. Mungkin hari ini bukan hari keberuntungan saya, pikir saya kala itu. Dewi Fortuna rupanya masih berpihak pada saya, orang yang saya mintai tolong sempat mengambil gambar kami menggunakan HP miliknya.

Hasilnya bisa kalian lihat pada foto di bawah ini. Meski Eva melihat ke arah kamera, namun saya tidak. Tentu saja karena sibuk mengatakan "Hurry.. Hurry.." pada orang yang dititipi HP sambil berharap ia sempat mengambil gambar saat itu. Bodohnya saya tidak tahu bahwa orang yang saya mintai tolong sempat mengambil gambar kami melalui HP miliknya.

Saya masih bisa merasakan kelentikan jarinya menarik lengan saya untuk berdiri rapat dengannya untuk segera berpose. Setelah selesai berpose, Eva pun langsung bergegas pergi meninggalkan saya dengan aroma tubuh yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup saya. Saya mengatakan "Thank you, Eva." sambil melihatnya berjalan menjauh, dan ia menjawab dengan senyuman paling manis di dunia.

Ingin rasanya mendadak pingsan hanya untuk sekedar mendapatkan pertolongan darurat dari seorang dokter cantik yang baru saja pergi meninggalkan saya. Untungnya saya tak akan berbuat hal senekat dan sememalukan itu untuk sekedar mencari-cari perhatian. Yang penting saya sudah bertemu langsung dengan wanita yang saya idolai, dan sempat diabadikan dalam satu gambar dengannya saja saya sudah sangat puas.

Chelsea akan menyambangi Jakarta pekan depan untuk menghadapi BNI Indonesia All-Stars. Ini berarti bidadari yang sama akan jatuh di kota kelahiran saya tersebut.

Karena sang bidadari sudah jatuh di Bangkok dan di hati saya sebelumnya. Eaaa..

Source: www.bolatotal.com