Rabu, 31 Juli 2013

Menemui Legenda Hidup Chelsea Di Bangkok Dan Jakarta


Nama Frank James Lampard akan selalu tercatat dalam sejarah Chelsea, dan saya beruntung bisa menemui legenda hidup klub tersebut secara langsung di Bangkok dan Jakarta.

Yang saya maksud dengan bertemu tentu bukan hanya sekedar melihatnya di depan mata saya, tapi sempat berbicara dengannya, menjabat tangannya, mendapatkan tanda tangannya, bahkan (yang ini mungkin cukup membuat banyak orang merasa iri, maafkan saya) sempat berfoto dengannya (di Bangkok dan juga Jakarta).

Saya adalah orang paling beruntung di dunia, karena bisa bertemu langsung dengan idola saya itu. Ya, Lampard adalah alasan mengapa saya mulai memperhatikan Chelsea di awal-awal masa kedatangannya dari West Ham United. Oleh karena Lampard juga lah saya menetapkan Chelsea sebagai tim favorit, lebih dari satu dekade silam.

Tur pra musim tahun ini bukanlah kali pertama saya melihatnya secara langsung, saya sudah pernah bertemu dengannya di tahun 2008 dan juga 2011 yang lalu di Kuala Lumpur. Tapi tur pra musim tahun ini adalah yang paling berkesan, karena ini adalah kali pertama pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Chelsea itu menginjakkan kakinya di Jakarta dan kali pertama pula saya berinteraksi langsung dengan beliau. Sungguh sebuah pengalaman yang luar biasa.

Lampard adalah salah satu contoh pesepakbola yang komplit. Selain mempunyai wajah yang tampan dan prestasi yang cukup cemerlang, kehidupan pribadinya pun jauh dari berita miring alias relatif baik-baik saja. Hal yang cukup bertolak belakang dengan kapten Chelsea yang juga teman baiknya, John Terry.

Bagi saya, Lampard adalah kapten Chelsea yang sesungguhnya. Tanpa mengecilkan peran Terry di dalam skuat Chelsea, kehadiran Lampard mempunyai pengaruh yang tak kalah besar jika dibandingkan dengan sahabatnya itu. Dimana Terry ketika Chelsea benar-benar membutuhkannya? Liga Champion tahun 2012 mungkin bisa jadi salah satu tolak ukurnya. Terry melakukan tindakan konyol di semi final ketika harus melanggar Alexis Sanchez sehingga harus dikartu merah dan tak bisa bermain di partai final. Beruntung Chelsea masih bisa lolos ke final dan punya sosok Lampard sebagai kapten kedua, ia memegang peranan penting di final untuk memimpin rekan-rekannya berbalik unggul di kandang Bayern dan menjadi kampiun.

Tanpa bermaksud untuk membandingkan sifat keduanya. Menurut saya, Lampard punya sifat yang lebih simpatik dibandingkan Terry. Saya menyaksikan dengan mata kepala saya sendiri ketika Terry memilih khusus tiga fans cewek yang cantik-cantik untuk masuk menemuinya di dalam pintu hotel tempat Chelsea menginap di Bangkok, sementara puluhan fans lainnya hanya gigit jari melihat tiga cewek itu bisa berfoto cukup mesra dengan kapten Chelsea itu. Belum lagi foto kecupan hangat di pipi oleh seorang wanita cantik yang ramai dibicarakan di social media dan sempat menghebohkan itu. Ya ya ya. Terry gitu loh.


Lampard adalah salah satu pemain yang paling ramah ketika bertemu dengan para fans Chelsea. Selain Terry dan Fernando Torres (sayang saya tak bisa menemuinya tahun ini karena ia tak ikut dalam rombongan), Lampard adalah orang yang paling rajin menghampiri fans yang berkerumun untuk sekedar memberikan tanda tangan atau foto bareng. Saya membuktikannya sendiri ketika berada di Bangkok sekitar dua pekan yang lalu. Tak hanya sempat berfoto dengannya, saya iseng-iseng mencetak foto kami berdua dan kembali lagi untuk menemuinya untuk sekedar mendapatkan tanda tangannya. Hasilnya luar biasa, ia membubuhkan tanda tangannya di atas cetakan foto kami berdua.


Apa yang saya alami di Jakarta lebih luar biasa. Selain mendapatkan dua tanda tangannya di dua jersey Chelsea saya (satu pada jersey yang ditanda tangani oleh seluruh tim yang menghadiri Signing Session, satu lagi pada jersey yang saya gunakan siang itu), saya sempat berfoto dan berbincang-bincang dengannya setelah acara Signing Session. Paling tidak ini bisa mengobati kekecewaan saya yang tak bisa berfoto dengan satupun pemain Chelsea yang ada di depan saya ketika meminta tanda tangan mereka.


Saya dan dua orang dari official supporters club berkesempatan untuk memberikan Player of the Year award pada Lampard secara langsung di akhir acara Signing Session. Player of the Year award adalah pemenang hasil voting yang kami lakukan di web Chelsea Indonesia Supporters Club (www.chelseafc.or.id). Sebenarnya pemenang vote terbanyak adalah Juan Mata, namun karena gelandang timnas Spanyol itu masih dalam masa liburan pasca Piala Konfederasi, Lampard yang menempati posisi kedua berhak menerima penghargaan dari kami tersebut. Beruntungnya, tak hanya berkesempatan untuk memberikannya penghargaan secara langsung, kami juga sempat berbincang-bincang dengannya sekitar beberapa menit sebelum berfoto bersama dengannya.

Jika saja Lampard tidak diperpanjang kontraknya di Stamford Bridge satu tahun lagi beberapa waktu yang lalu, bisa dipastikan saya tak mungkin bisa bertemu dengannya di Bangkok dan juga Jakarta dan mengalami pengalaman yang luar biasa ini. Bagi saya, pemain jenius yang punya IQ di atas 150 ini adalah segalanya. Tanpa dirinya, mungkin saat ini saya bukanlah seorang fans Chelsea. Mungkin.

He’ll always be my super hero: Super Frankie Lampard.

Source: www.bolatotal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar