Jumat, 09 Agustus 2013

Alasan Logis Jose Mourinho Atas Kekalahan Chelsea


Setelah melakukan serangkaian pertandingan pra musim yang meyakinkan, Chelsea harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak lebih baik dari Real Madrid.

Jose Mourinho merasakan kekalahan pertamanya sejak kembali menukangi Chelsea . Dan yang lebih menyakitkan, tim yang melakukannya adalah Real Madrid, tim yang baru saja ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Untuk melengkapi kekecewaan Mourinho di pertandingan tersebut, orang yang memastikan kemenangan Real adalah Cristiano Ronaldo, kompatriotnya yang baru saja ia remehkan.

Chelsea sukses di semua pertandingan pra musim mereka sebelum ditekuk oleh Real, di Asia mereka sukses meraih kemenangan 1-0 atas Singha Thailand All Star, 4-1 atas Malaysia XI, dan mempecundangi BNI Indonesia All Star dengan skor 8-1. Ya, tiga negara itu memang punya kelas jauh di bawah mereka. Sampai pada akhirnya mereka bertolak ke Amerika Serikat untuk mengikuti turnamen pra musim persahabatan yang bertajuk Guinness International Champions Cup yang diikuti oleh tim-tim kuat dari beberapa negara. Hal ini tentu menjadikan turnamen ini lebih serius dari tur pra musim sebelumnya.

Pada pertemuan pertama di turnamen ini, Chelsea bertemu dengan Inter Milan. Oscar dan Eden Hazard masing-masing mencetak satu gol untuk membawa mereka lolos ke babak selanjutnya. Lepas dari Inter, Chelsea ditantang oleh tim sekota Inter, AC Milan. Chelsea berhasil melaju ke babak final dengan skor yang sama, 2-0. Kevin De Bruyne dan Andre Schurrle berhasil mencatatkan nama mereka di papan skor dan membuat Mourinho bangga.

Di partai final, Chelsea sudah ditunggu oleh Real. Di sinilah mereka mengalami anti klimaks, setelah rentetan kemenangan manis sepanjang tur pra musim, Chelsea seperti kehilangan sentuhannya. Petr Cech harus memungut bola dari gawangnya sampai tiga kali atas gol-gol cantik dari Marcelo dan Ronaldo. Sementara Ramires hanya mampu menyamakan kedudukan tak berapa lama pasca Marcelo mencetak gol cantik dengan mempermainkan Iker Casillas. Ronaldo menunjukkan bahwa dirinya masih menjadi momok Chelsea seperti pada 2008 silam ketika ia masih memperkuat Manchester United, ia mencetak dua gol spektakuler di pertandingan ini, sekaligus memastikan kemenangan Real, dan membuat Mourinho terdiam.

Tapi, Mourinho adalah Mourinho. Ia memang terkenal jago menjual kecap. Yang membuatnya menjadi fenomenal adalah – selain prestasinya di lapangan – kata-kata yang ia ucapkan dalam konferensi pers atau wawancara di media. Saya yakin jika ia tak mengambil jalan hidup sebagai seorang pelatih sepakbola, ia akan sukses di dunia sales atau bahkan MLM karena punya keahlian khusus dalam hal berbicara.

Dalam pers konferens pasca pertandingan ia membesarkan hatinya sendiri dengan mengatakan bahwa kekalahan ini tak berpengaruh apa-apa bagi timnya. Meskipun memang kenyataannya seperti itu, tapi saya yakin jauh di lubuk hatinya ia sebenarnya kecewa harus menerima kekalahan atas Real. Berikut kira-kira pernyataannya setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia:

"Bagi saya, membuat kesalahan dalah hal yang sempurna sehingga kami bisa memperbaikinya. Seperti yang saya katakan minggu lalu, kami mendapatkan lima kemenangan di pra-musim dan nol poin. Sekarang kami memiliki lima kemenangan dan satu kekalahan, dan masih nol poin, ini bukan drama."

"Mereka bermain di La Liga, kami bermain di Premier League, jika kami bertemu mereka di Liga Champions dan kalah, ceritanya akan berbeda, tetapi turnamen musim panas adalah turnamen musim panas."

Ya ya ya, turnamen musim panas memang hanyalah sebuah turnamen musim panas. Tapi kalah di partai final, di turnamen apapun itu, dari mantan tim yang pernah diasuhnya, setelah meremehkan salah satu pemain yang memastikan kemenangan tim lawan, pastinya cukup menyakitkan. Untung saja Mourinho tak mencari-cari alasan lain atas kekalahan ini. Karena saya yakin apapun yang keluar dari mulut Mourinho, toh banyak orang yang akan percaya. Termasuk jika suatu saat nanti ia mengatakan bahwa ia baru saja bertemu dengan kuda yang bisa berbicara bahasa Portugal di London.

Mourinho selalu punya 1001 alasan. Kira-kira alasan logis apa saja yang bisa digunakan Mourinho atas kekalahan Chelsea dari Real Madrid di partai final? Berikut beberapa alasan logis hasil penelitian ngawur saya:

- “Kami sengaja untuk tidak menjaga dengan ketat Cristiano Ronaldo, karena ia bukanlah Ronaldo yang sesungguhnya seperti apa yang pernah saya ucapkan.”

- “Cristiano memeluk seorang fans pria di tengah lapangan di tengah-tengah pertandingan. Hal itu tentunya mengganggu konsentrasi kami yang orientasi seksnya normal, pantas saja kami kalah.”

- “Saya menginstruksikan tim saya untuk mengalah. Saya ingin Real Madrid menjadi pemenang dan mendapatkan trofi, karena sebelum saya pergi dari sana saya tidak mampu mempersembahkan apapun. Anggap saja ini hadiah dari saya.”

- “Real Madrid tidak mencantumkan nama di punggung jersey mereka, oleh karena itu kami bingung untuk menjaga Ronaldo. Beberapa pemain kami tidak tahu yang mana sebenarnya Ronaldo, karena ia tidak cukup terkenal.”

Anda pasti menganggap saya sedang bercanda, tidak saya tidak sedang bercanda jika membicarakan tentang seorang sosok Jose Mourinho. Karena ia selalu punya alasan yang logis atas apa yang sudah terjadi. Alasan logis yang terkadang hanya bisa diterima oleh dirinya sendiri.

He’s Jose Mourinho, he do what he wants.

Source: www.bolatotal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar