Selasa, 11 Juni 2013

Pengecut Itu Bernama Jose Mourinho


Jose Mourinho adalah seorang pengecut. Dan sebagai seorang pengecut, sepertinya ia cukup sukses. Berikut ini adalah alasannya…

Mourinho (mungkin) adalah satu-satunya pelatih di dunia yang paling banyak dikejar-kejar oleh wartawan. Bukan karena aksi kontroversialnya di dalam lapangan saja, tapi juga aksi dan komentarnya (termasuk konferensi pers) di luar lapangan. Semua yang berhubungan dengan dirinya pasti akan menjadi hot news dan ramai dibicarakan banyak orang. Saya menggolongkan orang yang terlalu banyak bicara sebagai pengecut.

Beberapa orang tak banyak tahu tentangnya ketika ia masih berada di Porto. Namanya baru mulai banyak dikenal orang ketika ia membawa tim asal Portugal itu memenangkan Liga Champion pada 2004 silam. Setelah memenangi trofi tersebut, Mourinho bergabung dengan Chelsea. Hah? Chelsea? Tim apa itu? Tim kaya baru yang memiliki sumber keuangan bernama Roman Abramovich itu? Oh.

Tak ada yang memperhitungkan Chelsea saat itu. Mentang-mentang ia baru saja memenangkan Liga Champion, ia pikir ia bisa sukses di sini? Cih. Mayoritas fans tim Manchester United dan Arsenal (mungkin termasuk fans Chelsea juga) kala itu pasti sempat berpikir demikian. Mohon maaf sebelumnya apabila saya tidak mencantumkan nama Liverpool apalagi Manchester City (you know the reason why).

Alih-alih gagal, Mourinho malah berhasil membawa Chelsea untuk pertama kalinya memenangi Liga Inggris selama lima puluh tahun. Gelar tersebut seolah menjadi kado manis untuk si klub kaya baru, karena pada tahun 2005 klub itu tepat merayakan centenary (100 tahun). Ajaibnya, ia bisa mengulangi prestasi yang sama setahun setelahnya.

Ah, ia hanya seorang pengecut yang beruntung.

Seiring berjalannya waktu, Mourinho pun pergi meninggalkan klub yang menjadikannya sebagai jutawan. Tepat pada September 2007, setelah kurang lebih tiga tahun menetap di London Barat, Mourinho mengakhiri kisah cintanya dengan Chelsea.

Ah, ia hanya seorang pengecut yang tak tahu berterima kasih.

Sempat menganggur cukup lama, ia baru menerima pekerjaan ketika diminta oleh Inter Milan untuk melatih di sana. Mei 2008 ia resmi diperkenalkan di depan publik Milan, dan banyak orang yang ragu apakah Mourinho bisa mengulang suksesnya di Chelsea. Mampukah? Mengingat ia hanya bisa memenangkan enam trofi di Stamford Bridge dalam kurun waktu tiga tahun. Prestasi yang biasa-biasa saja.

Mourinho membawa Inter menjadi salah tim yang paling ditakuti di Italia, hanya butuh waktu dua tahun melatih untuk memenangkan lima trofi. Bahkan apa yang ia torehkan di Italia cukup manis, pasalnya ia menjadikan Inter sebagai tim pertama di negeri spaghetti yang meraih Treble Winners pada 2010 silam. Kala itu ia berhasil menyandingkan trofi Liga Champion, Serie A, dan juga Coppa Italia. Prestasi yang biasa-biasa saja.

Anehnya, setelah meraih hasil manis di Italia ia pun memilih untuk kembali meninggalkan tim yang ia bangun dan hijrah ke Spanyol. Keputusan ini merupakan keputusan yang cukup kontroversial, mengingat rivalitas yang sangat tinggi diantara dua raksasa negeri matador. Memilih untuk menjadi pelatih Madrid berarti memastikan diri resmi menjadi musuh besar Barcelona (klub yang pada waktu itu mungkin tak memperlakukannya dengan baik sebagai staff dan asisten pelatih).

Ah, lagi-lagi ia hanya seorang pengecut yang tak tahu berterima kasih.

Selama tiga tahun melatih di sana, Mourinho hanya berhasil memenangi tiga trofi saja, tentu saja hasil ini adalah prestasi yang buruk mengingat ia punya CV bagus di tiga klub sebelumnya. Satu-satunya kesempatan untuk mendapatkan trofi musim ini pun ia buang sia-sia. Bukannya menjadi kampiun Copa Del Rey saat menghadapi Atletico, Mourinho hanya bisa menyaksikan para pemainnya gigit jari di akhir pertandingan dari layar televisi di ruang ganti, setelah dirinya diusir keluar oleh wasit di tengah pertandingan.

Ah, ia hanya seorang pengecut yang memalukan.

Sepekan silam, Mourinho resmi kembali ke London. Ia resmi menjalani konferensi pers perdananya sebagai pelatih Chelsea yang kedua kemarin siang waktu setempat. Dan seperti biasa, pelatih yang kini beruban itu menjual kecap di tengah-tengah para wartawan dengan mengatakan hal-hal manis yang ingin didengarkan oleh fans Chelsea.

Lucunya, di konferensi pers tersebut ia sempat membuat fans Barcelona (dan mungkin fans Atletico Madrid) yang menyaksikan atau membaca transkrip wawancara tersebut tertawa terbahak-bahak. Pada sesi wawancara itu ia sempat berkata demikian: “I hurt Spanish football by breaking Barca's domination." Just FYI, di era Mourinho, Barcelona memenangkan 9 trofi sedangkan Real  hanya 3. Dan yang yang lebih mencengangkan lagi, Atletico memenangi satu gelar lebih banyak dari Real di era Mourinho. Go home Jose, you’re drunk!

Bagi fans Chelsea, kembalinya Mourinho adalah berkah. Ibarat putus dengan pacar gendut yang bisa berbahasa Spanyol dan jadian dengan mantan pacar yang cantik nan aduhai yang punya banyak sekali kenangan manisnya.

Bagi fans Manchester United dan fans Barcelona, kembalinya Mourinho ke Chelsea karena ia gagal mendominasi Spanyol. Oleh karena itu ia memilih pulang ke Inggris dimana Sir Alex Ferguson yang merupakan seteru abadinya sudah pensiun.

Ya, Jose Mourinho adalah seorang yang pengecut.

He said he’s now The Happy One. Of course he’s happy, he has no rivals right now.

Source: www.bolatotal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar