Kamis, 13 Juni 2013

Spurs Will Always Be Spurs, With Or Without Bale


Tottenham Hotspur adalah Gareth Bale, tapi Gareth Bale belum tentu Tottenham Hotspur.

Beberapa musim belakangan namanya selalu dibicarakan banyak orang, aksi individunya di lapangan membuat beberapa klub besar terang-terangan menyatakan jatuh hati padanya. Namanya selalu mencuat di setiap bursa transfer, dan hal ini terjadi entah sampai kapan.

Gareth Frank Bale adalah pesepakbola kelahiran Cardiff, Wales, yang menghabiskan seluruh karir sepakbolanya di Inggris. Di usianya yang belum genap 24 tahun, apa yang ia tunjukkan saat ini memang tergolong luar biasa. Tak heran jika dirinya musim ini terpilih sebagai pemenang di PFA Player of the Year sekaligus PFA Young Player of the Year-nya juga. Untuk yang ini kita harus bilang WOW!

Ia mengawali karir sepakbola di usia 16 tahun, dirinya bergabung dengan akademi Southampton dan menjadi pemain termuda kedua yang pernah bermain untuk klub tersebut (di bawah Theo Walcott, iyaa Theo Walcott-nya Arsenal yang pernah Invincibles itu lho). Setahun menjalani akademi, ia sudah dipromosi untuk bermain di tim senior. Dan dari sinilah namanya mulai dikenal orang hingga akhirnya di musim panas 2007 Tottenham resmi memboyongnya ke White Hart Lane.

Ia menjelma menjadi bintang besar di bawah tangan dingin Harry Redknapp dan tampil mempesona. Mengawali karirnya sebagai bek kiri, untuk keperluan tim ia digeser menjadi sayap kiri untuk membantu penyerangan karena punya stamina yang luar biasa. Kini, meski paman Frank Lampard itu sudah diusir dari London Utara, Bale tetaplah mempesona. Harum semerbak pesonanya bahkan mampu membuat Real Madrid bertekuk lutut mengemis cinta sang pemain dengan selalu muncul sebagai pembeli serius di setiap bursa transfer. Saya ulangi, di setiap bursa transfer.

Musim panas ini, Bale kembali dikait-kaitkan dengan Real. Raksasa Spanyol itu tampaknya berambisi untuk menyandingkan Cristiano Ronaldo dan dirinya untuk menambah daya gedor timnya, sekaligus menyaingi duet Lionel Messi-Neymar di Barcelona musim depan. Gaya bermain yang hampir mirip antara keduanya akan membuat bek manapun di La Liga berharap pelatih tim mereka merubah formasi ideal mereka menjadi 6-3-1 setiap bertemu Real, hanya untuk meredam Ronaldo dan Bale. Ronaldo dan Bale di kanan dan kiri? Wah, bahkan untuk membayangkannya saja saya tak mampu.

Apakah kedatangan Bale ke Santiago Bernabeu akan menjadi kenyataan musim panas ini? Bisa saja. Dengan kemampuan yang dimilikinya saat ini, Bale tentu berharap karirnya makin menanjak dengan mencicipi klub yang jauh lebih besar. Tujuan utamanya tentu saja trofi dan kesempatan bermain di Liga Champion, sesuatu yang sulit ia dapatkan di Spurs.

Kebetulan, musim panas ini Real tak sendirian. Paris Saint-Germain juga kabarnya serius ingin meminangnya. Tak tanggung-tanggung, klub kaya baru yang dimiliki oleh kerajaan Qatar itu ingin memecahkan rekor transfer yang saat ini masih dipegang oleh Ronaldo ke Real (80 juta Pounds). Isu ini mencuat karena awalnya PSG tertarik untuk mendatangkan pelatih Spurs, Andre Villas-Boas ke Paris. Carlo Ancelotti memang diisukan kencang akan mengisi posisi pelatih yang kosong di Madrid. Dengan 85 juta Pounds (uang sebesar itu mampu membuat Jakarta banjir dengan air cendol), sepertinya sulit buat Spurs untuk menolak. Bahkan kabarnya PSG tetap ingin memiliki Bale, meski Villas-Boas memilih bertahan di London.

Jika saya adalah Daniel Levy (Chairman Spurs), saya tak perlu berpikir dua kali untuk menjual Bale ke Real atau PSG dengan harga selangit. Bahkan tak hanya merelakannya pergi, saya mungkin juga akan membantunya untuk berkemas. Pemain yang mencetak hat-trick saat bertemu Inter Milan di Liga Champion dua musim lalu itu memang sudah saatnya untuk dilepas. Hasil penjualannya bisa digunakan untuk membeli empat bahkan lima pemain hebat lainnya. Tentu saja ini adalah pemikiran yang rasional. Bukan begitu?

Jika saya adalah Bale, saya akan menerima pinangan Real ataupun PSG tanpa harus berpikir dua kali (juga). The money is not the main reason. Kesempatan untuk memenangkan trofi domestik dan mencicipi Liga Champion tentu lebih berharga daripada menjadi idealis dan bertahan di London Utara. Karena tanpa Bale, Spurs akan tetap menjadi Spurs. Tim papan tengah yang dua musim belakangan di-PHP karena selalu nyaris lolos ke Liga Champion.

Spurs Will Always Be Spurs, With Or Without Bale!

Source: www.bolatotal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar